Selasa, 13 Oktober 2009

Target Karier ku.

Awalnya membaca blog temen-temen. Rasanya menyenangkan, melihat kehidupan mereka. Ada saja yang mereka ceritakan, dan kebanyakan menjadi satu hal yang “menarik”. Mungkin karena kehidupan mereka yang sudah menarik. Bagaimana dengan aku? Hehe, cuman Pegawai Negeri Sipil. Jika mau jadi pejabat, rasanya masih terlalu jauh. Ber-politik? Hehe, kudu netral kan?? Menjadi seniman?? Hehe, tanggung, yang ada hanya air sen* eh.. maaf!
Sempet sesaat, berbincang dengan diri. Berfikir mendalam tentang apa yang sebenarnya mau aku raih. Akhirnya, ketemu… satu kata: Bahagia.
Hmm… menjadi PNS yang Bahagia. Menjadi satu target karierku, bukan sekedar menjadi pejabat eselon… bukan sekedar banyak uang… tapi jauh lebih keren dari semua itu, “menjadi PNS yang Bahagia”.
Aku mulai tugas suci ini, dengan menebar senyuman di pagi hari, menebar kebahagiaan di seluruh hari. Mengisi penuh lumbung jiwa dengan kebahagiaan, hingga tak ada tempat untuk kesedihan.

Kamis, 08 Oktober 2009

MASIH TENTANG MEMBERI LEBIH.....

Masih inget, Aa' Gym pernah bilang: ada tiga jenis manusia,
1. Pahlawan; selalu berusaha memberi lebih banyak dari yang dia terima
2. Pekerja; selalu berusaha memberi sama banyak dengan yang diterima
3. Penjahat; selalu berusaha menerima lebih banyak dari yang dia beri....

Kita butuh banyak Pahlawan. Karena begitu banyak yang harus diselesaikan. Reformasi birokrasi contohnya.... hampir setiap hari di"kumandangkan" namun ujung-ujungnya kita masih terjebak pada apa yang nanti kita dapat. Kita lupa tujuan besar perubahan itu adalah kebajikan yang mengejawantah di setiap langkah kita. hehehe... jadi dalem banget ya.

udah ah, kita coba lihat dengan lebih sederhana saja...
selama kita masih sibuk berfikir apa yang akan kita dapatkan, sesungguhnya kita baru sampai pada level pekerja. Yang akhirnya akan terasa berat untuk dapat melakukan "perubahan-perubahan" besar. Karena posisi kita sekarang ini dibawah titik nadir "kepantasan" jadi butuh banyak pengorbanan..... jika kita hanya mau lakukan sesuatu sekedar sama dengan apa yang kita dapat, maka tidak banyak yang bisa kita lakukan.

Jadi, ya.. kita memang butuh lebih banyak "pahlawan", yang rajin berfikir: apa yang bisa saya berikan.... bukan apa yang akan saya terima.

Mari... kita berusaha berikan lebih untuk bangsa ini, dari yang sudah bangsa ini berikan untuk kita. Wayah, gaya banget ya... Semoga Alloh selalu menjaga gerak hati dan Amal kita. Amien...

Selasa, 06 Oktober 2009

MEMBERI LEBIH DARI SEKEDAR MELAYANI;


Melayani Wajib Pajak, berbeda dengan melayani pembeli di sebuah toko. Karena dalam pelayanan perpajakan, ada tuntutan penegakan hukum di luar tuntutan kepuasan Wajib Pajak. Berbicara tentang pelayanan, Kanwil DJP Jakarta Khusus memilih kata “empati”. Memberikan “rasa” di setiap pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak. Memberikan pelayanan sepenuh hati. Demikian halnya, saat berbicara tentang penegakan hukum, Kanwil DJP Jakarta Khusus memilih kata “tegas”. Karena ketegasan yang didasari kepastian hukum adalah satu hal yang diharapkan Wajib Pajak. Dan tentu, dibutuhkan pula sikap "profesional" dari setiap aparat pajak dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Dalam usaha mempertemukan tuntutan kepuasan Wajib Pajak di satu sisi, dan tuntutan penegakan hukum di sisi lain, Kanwil DJP Jakarta Khusus merasa perlu untuk lebih dekat dengan Wajib Pajak, sehingga terjalin komunikasi yang efektif. Karena dari komunikasi tersebut, dapat membuahkan saling pengertian dan pemahaman antara Aparat Pajak dan Wajib Pajak. Pemahaman Aparat Pajak tentang perasaan Wajib Pajak yang “bete” dan kesal harus antri dan merasa dipersulit dalam menunaikan kewajiban perpajakannya, mesti sejalan dengan pemahaman Wajib Pajak terhadap tuntutan Aparat Pajak dalam menjalankan tugas menegakkan peraturan perpajakan yang berlaku.

Dalam membangun komunikasi tersebut, Kanwil DJP Jakarta Khusus melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain:
1. Sosialisasi peraturan perpajakan terbaru kepada Wajib Pajak;
2. Sosialisasi tentang Hak dan Kewajiban Wajib Pajak kepada masyarakat yang belum ber-NPWP;
3. Kampanye Simpatik; yaitu kegiatan untuk menyapa masyarakat di tempat-tempat keramaian dengan membagikan booklet, leaflet, dan informasi-informasi terkait dengan perpajakan;
4. Menyapa masyarakat pada saat-saat tertentu, contoh saat mudik lebaran, Kanwil DJP Jakarta Khusus membagikan bingkisan dengan dilengkapi informasi-informasi perpajakan.

Demikianlah, berawal dari semangat tidak sekedar melayani, kami berusaha memberi lebih.


Seksi Humas Kanwil DJP Jakarta Khusus.

Jumat, 02 Oktober 2009

oleh-oleh dari pelatihan JRP


Alhamdulillah, dapat kesempatan belajar di JRP. Terimakasih Pemerintah....

Demikian yang saya sampaikan pada "Evaluasi Akhir" pelatihan itu:

Assalamu'alaikum, Selamat Sore, Salam Sejahtera untuk kita semua.
...perkenalkan, nama saya: Nugroho Putu Warsito. Panggilan saya Putu. Putu seperti nama Bali, padahal saya orang Jawa Aseli. Di Jawa, Putu adalah cucu. Saya Nugroho cucu-nya mbah Warsito.

Saya sudah 14 tahun mengabdi di DJP. Namun berbeda dengan rekan-rekan sebelumnya, karena saya tidak berdinas di seksi Pelayanan, melainkan pelaksana di seksi Hubungan Masyarakat di Kanwil DJP Jakarta Khusus. Adapun Job Deskripsi saya adalah:
1. Administrasi kegiatan2 kehumasan;
2. Menjalin kerja sama dengan pihak ke tiga untuk meningkatkan citra DJP;
3. Menjawab pertanyaan Wajib Pajak melalui surat.

Terkait dengan poin ke-dua, perlu saya sampaikan bahwa DJP memang sudah berubah.
Sesuai dengan 3 Strategi DJP tahun 2009, adalah:
1. Peningkatan SDM
2. Peningkatan kualitas Pelayanan
3. Law Enforcement.

paling tidak, berdasarkan poin pertama dan kedua inilah, kami diikutsertakan dalam pelatihan ini. Dan hasilnya.....
Jika boleh saya sampaikan komentar saya tentang 2 hari ini, dalam 2 kata... yaitu: Luar Biasa.

.........

ketika Panelis bertanya tentang keinginan, saya jawab:
"saya ingin menjadi PNS yang bahagia"

(begitulah... selanjutnya saya agak lupa. Mungkin di lain kesempatan, akan saya lengkapi. Yang penting sebagian dari fragmen hari itu telah saya abadikan di sini. Mohon masukannya.... bagi teman-teman yang kebetulan ada di sana pada hari itu)

Kamis, 10 September 2009

ORIENTASI KERJA;

Pagi ini, aku dan istri berbincang dan berfikir secara mendalam tentang orientasi dalam bekerja.
Bisa saja alasan kita bekerja adalah sebagai berikut:
1. Demi aktualisasi diri; dalam rangka membangun mitos diri, bekerja keras agar dianggap “ada” oleh dunia;
2. Semata karena ibadah, karena Kerja adalah bentuk nyata dari ibadah;
3. Menjalankan tugas sebagai “pencari nafkah” keluarga;
4. Hanya agar dapat gaji, dan kenaikan jabatan yang menarik….
5. Malu kalo tidak kerja;

Entahlah, namun terfikir jika alasan kita berkerja ini semata “kepentingan pribadi” maka ini bisa menjadi motif untuk mendistorsi kualitas pekerjaan. Seseorang berlaku “curang” biasanya diawali dengan orientasi yang keliru. Jika dia bekerja semata agar kepentingan pribadinya terwujud, maka dia cenderung mengabaikan kepentingan orang lain, dan sangat mungkin mengabaikan aturan-aturan yang ada.
Teringat Lagu-nya Iwan Fals,
Seperti Matahari
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 )


Keinginan adalah sumber penderitaan
Tempatnya didalam pikiran
Tujuan bukan utama
Yang utama adalah prosesnya

Kita hidup mencari bahagia
Harta dunia kendaraannya
Bahan bakarnya budi pekerti
Itulah nasehat para nabi

Ingin bahagia derita didapat
Karena ingin sumber derita
Harta dunia jadi penggoda
Membuat miskin jiwa kita

Ada benarnya nasehat orang orang suci
Memberi itu terangkan hati
Seperti matahari
Yang menyinari bumi
Yang menyinari bumi

Ingin bahagia derita didapat
Karena ingin sumber derita
Harta dunia jadi penggoda
Membuat miskin jiwa kita

Keinginan adalah sumber penderitaan

Rabu, 09 September 2009

Persembahan ntuk Pak Hario Damar (Badora Satu ke TTKI)

(lagu “Dengarkan Curhatku” by Vierra)
“Dengarkan curhatku tentang dirinya
Betapa anehnya tingkah lakunya”

(-Puisi- ibu Harni)
“ Kita bersama memang tidak terlalu lama,
namun cukup untuk belajar...
bagaimana perlakukan amanah ini;
sehingga kadang, rapat jauh menembus jam kerja kami...”

(lagu” Hancur Hatiku” by Olga)
Hancur... hancur... hancur hatiku 2X
Engkau pergi tinggalkan aku, hancur hatiku

(-Puisi- pak Primbang)
“ Sejenak bersama,
rasanya tersiram oleh padatnya makna
bagaimana tidak, jika setiap detik menjadi penuh beda;
bukan sekedar penerimaan, melainkan terus gali potensi
dan jangan pakai cara biasa....”

(lagu .........)
“Bapak2, ibu2, siapa yang mau ikut TTKI
Janganlah malu2 daftar saja padanya...
Pasti Bapak terima dengan tangan terbuka...”

(dibaca oleh dua Sekretaris: Iyan dan Tari)
-Iyan-
“ Mencoba membaca dari yang Bapak bawa,
tersadar bahwa mesti jadi yang terbaik
dalam setiap tugas yang kami emban...”
-Tari-
“ Kadang nampak aneh, padahal itu inovasi;
kadang terasa menyebalkan, padahal itu sapaan untuk maju...”

-bersama-sama-
Selamat jalan Bapak, terima kasih atas hari-hari penuh makna itu....

untuk Pak Jhon Hutagaol

(mbak Ika)
10 bulan berlalu,
Tak terasa ratusan rapat telah terlewati....

(mbak Nia)
Time is profile,
terasa menyesakkan...
Harap2 cemas di sepanjang hari;
Seperti pil pahit yang terpaksa kami telan
Tidak nyaman memang, namun....
Dalam 2 setengah bulan, kami beranjak dari masa kritis
Hingga tercapainya target penerimaan.

(mbak Ika)
Sejenak bersama,
rasanya tersiram oleh padatnya makna
bagaimana tidak, jika setiap detik menjadi penuh beda;
bukan sekedar penerimaan, melainkan terus gali potensi
dan jangan pakai cara biasa....

(mbak Nia)
Jujur saja, kami “capek”
mengikuti irama yang Bapak mainkan
Seakan diajaknya kami melompat, sementara kaki kami masih tertatih.....

(mbak Ika)
Hingga hari ini,
Bapak beranjak, menghampiri tantangan amanah lain di tempat khusus
dan di sini, dalam hati kami... masih tertinggal kata-kata Bapak
Kadang nampak aneh, padahal mungkin itu memang inovasi;
kadang terasa menyebalkan, padahal itu sapaan untuk maju...

(bareng2)
Selamat Jalan Profesor, Terima kasih atas hari2 penuh makna itu....

(ditulis untuk acara perpisahan pak Jhon Hutagaol; KPP Pratama Jakarta Tebet - KPP Penanaman Modal Asing Satu 2009)

Kamis, 03 September 2009

Bunda Jetty....

Tidak terasa, waktu menggilas kita. Bunda harus beralih peran, tugas lain menunggu.
Beberapa tahun bersama Bunda dalam satu beban amanah… di kantor, aku belajar banyak hal. Terutama tentang bagaimana memimpin dengan cara yang “cair”, informal namun tetap tegas. Hal-hal penting, menjadi nampak mudah saat kita rapatkan dalam format berdiri di depan meja kerja, sambil sesekali berbincang tentang sinetron, dan gosip artis terkini….

Bunda mengerti betul bagaimana membeli “perhatian” kami, dengan perhatian Bunda yang begitu hangat ke kami. Sesekali Bunda menghampiri meja kerja masing-masing dari kami, lalu menanyakan tentang keadaan kami –pribadi-, keluarga… lalu terkadang secara tiba-tiba ada “bingkisan” untuk kami.

Bunda, terima kasih…
Telah berbagi cinta dalam setiap denyut nadi kerja kita. Menjadi hari-hari kita berlalu dengan penuh makna.

Selamat memasuki hari purna bhakti, Bunda Jetty!
Jangan delete nama2 kami dalam hati Bunda.
We love u.

*
Apa yang kuberikan untuk mama
Untuk mama tersayang
Tak kumiliki sesuatu berharga
Untuk mama tercinta

Reff :
Hanya ini kunyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah lagu sederhana
Lagu cintaku untuk mama

Back to *, Reff

Walau tak dapat selalu ku ungkapkan
Kata cintaku 'tuk mama
Namun dengarlah hatiku berkata
Sungguh kusayang padamu mama

Back to Reff

Oh.................
Back to Reff 2x

Lagu cintaku untuk mama...

Sabtu, 29 Agustus 2009

Bahan Kultum di DJP.

“Semua bisa saja terjadi....
Siapa bilang kita pasti bertemu dengan 1 Syawal Tahun ini...??
Siapa pula yang sanggup menjamin bahwa kita pasti bisa merasakan Lebaran Tahun ini??”

Tidak ada;
Karena Alloh yang Maha Berkuasa,
Sedangkan hidup kita hanyalah rangkaian waktu yang setiap detiknya berguguran tanpa pernah kita bisa menghentikannya.....

Tentang bagaimana mensikapi waktu ini, Alloh berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 18:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Semua orang punya masa lalu; begitu pula kita.
Tugas kita adalah membaca, mempelajari masa lalu kita, untuk rencanakan hari esok yang lebih baik..
Bukan sekedar, menyalahkan, menyesali, tanpa pernah berusaha bangkit;
”daripada sibuk memaki kegelapan, mengapa kita tidak coba menyalakan lampu?”

Dengan semangat itu pula, DJP menyusun Nilai Organisasi dan Kode Etik sebagi pijakan dalam berbenah.

Berbicara tentang Nilai Organisasi DJP, yaitu: Integritas, Profesional, Inovatif dan Teamwork; jadi teringat Firman Alloh dalam Surah Al-‘Ashr ayat 1-3 :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

Ketika Alloh berfirman tentang waktu; Dia lanjutkan dengan kalimat “sesungguhnya Manusia dalam kerugian”, karena waktu terus bergerak, tak dapat diulang, jadi siapapun pasti akan merugi, kecuali mereka yang memiliki 3 kriteria:

A. Orang-orang yang beriman; adalah orang-orang yang memiliki orientasi dan motivasi hidup yang benar. Meyakini al-Haq dengan kesungguhan hati. Mereka memiliki integritas moral yang tinggi;

B. Orang-orang yang beramal sholeh; adalah orang-orang yang professional, cakap di bidang keahliannya, mau bekerja keras dalam segala bentuk kebaikan, dan mampu ber-inovasi sehingga kualitas kerja kebaikan itu menjadi selalu lebih baik dari hari ke hari. Dan dalam konteks bekerja, profesional akan membuat kita mampu menyelesaikan pekerja dengan lebih cepat, sehingga lebih banyak lagi pekerja serta amal kebaikan yang dapat kita kerjakan;

C. dan Orang-orang yang mau saling berbagi nasehat dalam:
1. Kebenaran: nasehat atas substansi
2. Kesabaran: nasehat atas cara
3. Cinta dan Sayang: nasehat atas kemasan (QS. Al-Balad: 17)
Jika kita rajin untuk saling bernasehat dalam kebenaran, kesabaran, dan cinta, maka tak akan ada ”benturan” yang menyakitkan itu. Kita bisa hidup dalam beda namun tetap tenang dan santun; dalam satu teamwork yang solid;

Semangat kita: semangat mencari solusi bukan ambisi membangun imej pribadi masing-masing.....

QS: Al-’Ashr Corporate Value DJP:
1. Beriman --> Integritas
2. Beramal Sholeh --> Profesional, Inovasi
3. Saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran --> Teamwork

Menjalankan Nilai-nilai Organisasi DJP sama dengan menjalankan Perintah Alloh... sama dengan ibadah.

Ayo terus benahi DJP ini, dengan semangat Lillah, Ma’allohi, wa Ilallohi....

Allohu Akbar!

Minggu, 16 Agustus 2009

di gerbang kampus STAN;

Aku, bersama perabotan-perabotan baru dan mengkilat
datang menghadapMu, Tuhan
ketika semua pertanyakan ketulusan hati kami
ya, kami jadi benar-benar takut
seolah kutuk hendak menerjang, merobek kepercayaan kami
terhadap diri kami sendiri
atau
putuskan tali antaraMu dan kami..
o, kami benar-benar takut

Aku, bersama perabotan-perabotan baru dan mengkilat
datang menghadapMu, Tuhan
ketika perabotan antik pendahulu kami itu…
bahkan berusaha meyakinkan dunia
bahwa memang ada setan di bilik jiwa kami
lalu kami harus bagaimana??

Jadi hari ini,
Aku, bersama perabotan-perabotan baru dan mengkilat
datang menghadapMu, Tuhan
dan kami benar-benar takut.

(untuk aku dan teman-teman sekampusku STAN Prodip keuangan…sekolah para calon perabotan negara; ditulis tanggal 14 Agustus 1994 di jurang mangu timur)

ngantor;

berlari menuju sumber cahya,
adalah bergegas pulang…
karena akan ada secangkir kopi dan senyuman,
juga tangan kecil bocah yang bergelanyutan di lengan….

dan angin malam beringgas mengoyak isi kepala,
ketika betara kala menelanku dalam kerja…
dalam janji-janji yang bergandengan memanjang
penuhi agendaku seharian

pulang adalah impian…
berhiaskan jeritan manja anak dan
hangatnya genggam… cium tangan sang kekasih

sedang kerja adalah tidur
tidur kering tanpa mimpi,
begitupun kerja tanpa bayangan untuk pulang
adalah gersang!

(aku masih di sini, melirik agenda… sebuah janji selepas kantor menanti; padahal anak di rumah pasti sudah mandi, dan wangi minyak telon dan bedaknya terasa di sini…..)

Jakarta, Rajab 1423H

Selasa, 14 Juli 2009

NOKE DJP dan Tahapan Budaya

Saya tidak cukup paham apa sebenarnya latar belakang lahirnya NOKE DJP (Nilai-nilai Organisasi dan Kode Etik Direktorat Jenderal Pajak), namun saya coba melihatnya sebagai satu proses perubahan, sebagaimana tahapan budaya. Dalam buku Strategi Budaya tulisan Prof. Dr. CA. Van Peursen, dijelaskan tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mitos; manusia sebagai subjek berada dalam dunia sebagai objek.
2. Ontologis; manusia sebagai subjek berjarak dengan dunia sebagai objek.
3. Fungsional; manusia sebagai subjek dan dunia sebagai objek saling terbuka menjalin satu hubungan.

Kondisi tempo doeloe, yang rekan-rekan sering bilang "jaman Jahiliyah", saya posisikan sebagai tahapan pertama, mitos. Bisa pula kita sebut sebagai "tesis".

Fiskus berada dalam sistem yang sulit untuk beranjak. Walaupun ada beberapa rekan yang mencoba memberi jarak pada sistem itu, walau akhirnya harus "dikucilkan" atau bahkan harus keluar dari DJP. Bahkan mereka harus rela mengganti "ikatan dinas"-nya, ini mungkin masuk dalam tahapan Ontologis. Ini adalah "antitesis".

Sejalan dengan reformasi, kondisi mendukung. Arus perubahan semakin nampak, lahirlah: NOKE. NOKE menjadi pijakan/acuan perubahan tersebut. Semestinya, pada tahapan ini, kita membuka diri. Seperti pada tahapan budaya yang terakhir: Fungsional. Berbenah diri, namun harus tetap beranjak dari pemahaman bahwa kita adalah manusia yang mau tidak mau punya masa lalu. Menjadi sintesa; membedah kondisi diri dengan pisau dingin perubahan. Selalu menggali potensi kebaikan pada masing-masing fungsi, dengan tetap berbekal "kesabaran" untuk selalu memaklumi keterbatasan kita.

Entahlah....

Senin, 06 Juli 2009

menyapa dan tersenyum di pagi hari...

Datang pagi, menyapa rekan2 satpam... lalu temen2 CS, OB... juga temen seperjuangan di kantor; pastikan sapaan itu ditambah senyuman... dan biarkan cahya mentari dan senyum lebar kita berkoalisi sebagai lukisan pagi yang berseri..seri.

Pastikan juga, ada cinta di setiap langkah kita; cintalah yang mendorong semua keindahan itu lahir...

Mengapa menyapa dan tersenyum di pagi hari begitu penting? Karena nanti, sepanjang hari ini, bisa jadi ada benturan, ada tekanan pekerjaan... ada duka, ada kesedihan yang dipaksakan kita untuk ikut merasainya... Jadi bekal sapaan dan senyuman pagi ini adalah energi kita untuk jalani hari ini, sepanjang hari ini.

Dan pagi menyentuh hati,
lewat mimpi yang berakhir dengan kuncup bunga
semua memenuhi rongga dada
ada kerinduan yang lirih bernyanyi,
ada cinta yang berdendang,
ada senyum yang kelewat indah....
ada kedukaan yang penat,
dan segala terjaga dalam pagi yang bening.

Minggu, 28 Juni 2009

Al-'Ashr dan NOKE;

Hari-hari yang aku impikan adalah hari kerja yang menyenangkan, senyum, canda...kalaulah memang ada perbedaan, janganlah ada benturan yang menyakitkan; kemas-lah ia dalam canda yang penuh cinta. Asyik-asyik aja lah….

Jadi ingat, pesan Alloh dalam surah al-Ashr:
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ketika Alloh berfirman tentang waktu; Dia lanjutkan dengan kalimat “sesungguhnya Manusia dalam kerugian”, karena waktu terus bergerak, tak dapat diulang, jadi siapapun pasti akan merugi, kecuali mereka yang memiliki 3 kriteria:

A. Orang-orang yang beriman; adalah orang-orang yang memiliki orientasi dan motivasi hidup yang benar. Meyakini al-Haq dengan kesungguhan hati. Mereka memiliki integritas moral yang tinggi;

B. Orang-orang yang beramal sholeh; adalah orang-orang yang professional, cakap di bidang keahliannya, mau bekerja keras dalam segala bentuk kebaikan, dan mampu ber-inovasi sehingga kualitas kerja kebaikan itu menjadi selalu lebih baik dari hari ke hari;

C. dan Orang-orang yang mau saling berbagi nasehat dalam:
1. Kebenaran: nasehat atas substansi
2. Kesabaran: nasehat atas cara
3. Cinta dan Sayang: nasehat atas kemasan (QS. Al-Balad: 17)
Jika kita rajin untuk saling bernasehat dalam kebenaran, kesabaran, dan cinta, maka tak akan ada ”benturan” yang menyakitkan itu. Kita bisa hidup dalam beda namun tetap tenang dan santun; dalam satu teamwork yang solid;

Semangat kita: semangat mencari solusi bukan ambisi membangun imej pribadi masing-masing.....

QS: Al-’Ashr Corporate Value DJP:
1. Beriman = Integritas
2. Beramal Sholeh = Profesional, Inovasi
3. Saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran = Teamwork

value: teamwork..


Salah satu corporate value DJP adalah teamwork;

kata teamwork di telingaku mirip2 bunyinya dengan komposisi lagu,
ada irama konstan, macam bas atau perkusi yang rapih.....
tapi ada pula lengkingan gitar melodi yang merobek keheningan....

di ruangan kantor-ku, memang seperti itu petanya...
ada yang adem, konstan, terasa nyaman bila ia ada...
ada yang penuh inovasi namun serupa percikan2
ada yang koordinatif, -semacam penghubung untuk setiap ruas2 fungsi menejemen-

hmmm, aku jadi apa ya?
percikan, lengkingan, namun mungkin kurang padu dengan nada dasar "kerja" dalam team-ku
hehehe....
penggangu yang aneh;

kepada teman2-ku, yang selalu membuat hari-hari kerjaku menjadi "istimewa"
kuucap terima kasih dan maaf.

yang kulakukan selalu tak sepadan dengan yang telah kalian lakukan untuk-ku....

Laskar P2 Humas..


selalu saja ada cinta,
entah di genangan waktu yang mana....
Awalnya ingin seperti pesan Khalil Gibran yang dinyanyikan oleh Kla Project, ....bekerja dengan cinta.... maka yang terlahir adalah bangunan indah dari "perhatian, kerja sama, saling melindungi.." di ruangan kerja kami -bidang Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat..

perpaduan kami memang indah,
- ada mas Heri -staf pelaksana senior- yang mumpuni di pekerjaan, gabungan antara pemimpin, seniman... dengan bumbu jutek, tegas dan inspiratif...
- ada mas Solihin, mas Haji yang ramah, pakar komunikasi yang ngademin, aktivis dakwah yang membawa nilai2 keshalehan cocok seperti namanya...
- ada mbak Anis , cool, tapi tetap tangguh menghadapi badai macam apapun dari murka atasan... pintar memasak... jago mengkombinasikan keindahan dari rasa, warna, bentuk dan kemasan..
- ada dik Rupika, adik bungsu kami, ruh-nya bidang p2humas, punya imajinasi dan apresiasi seni yang tinggi, jago baca... namun tetap cekatan di acara2 penting...

lengkaplah sudah... jika ada aku, pakar pekerjaan2 fisik... pengganggu yang usil, berisik dan aneh... hehehehe...

(maaf, ayah2 dan bunda kasi belum ikut dikomentarin.. takut salah; ntar grading deh taruhannya..)

Mulai Hidup...

Aku mulai bekerja. Membangun mimpiku jadi nyata. Aku menikahi seorang wanita. Membangun sebuah rumah. Dan dari rumah inilah aku letakkan pondasi untuk bangunan yang lebih besar. Sebuah bangunan yang kususun dari batu bata kepercayaan, semen cinta, pasir saling menghargai, dan kerangka besi iman dan keyakinan.

Di rumah inilah aku belajar demokrasi, belajar mendelegasikan tugas, belajar mendengarkan, belajar mengerti isi hati, belajar menghargai, belajar dihargai, belajar untuk hidup, belajar membuat hidup menjadi lebih hidup. Rumah ini aku jadikan kampusku. Dengan istri, anak, pembantu, lantai kotor, meja tamu, vas bunga retak, atap bocor, kunci pintu macet…. sebagai para dosenku. Dan aku-lah mahasiswanya.

Di sini aku juga menanam benih-benih mimpi baru. Yang aku tanam dalam hati istriku, anakku, dan dalam hatiku. Di kemudian hari, akan aku panen, dengan mewujudkannya dalam kenyataan. Dan aku menikmati siklus mimpi ini.