Senin, 26 Desember 2011

“Peringatan Hari Anti Korupsi” Kanwil DJP Jakarta Khusus Tanggal 9 Desember 2011

Tidak lama setelah pindah kantor baru, di komplek Kalibata, mendapat amanah menyemarakan hari Anti Korupsi Sedunia, tanggal 9 Desember 2011. Berkat dukungan tim yang solid yang merupakan perwakilan dari 9 kantor, akhirnya acara berjalan dengan lancar. Ini aku sampaikan skenario performance tentang "Integritas dan Anti Korupsi"


“SENTILAN - SENTILUN”
Dalam episode: Korupsi itu basi….

01  Sentilan dan Sentilun berbincang tentang bagaimana Reformasi mendorong semua lapisan masyarakat menolak Korupsi…..  Namun ada beberapa kalangan yang justru menikmati masa-masa sebelum reformasi… (khususnya di dunia perpajakan) [Andi dan Awang]

02 Setting: Café
Dua orang bartender bercakap tentang kondisi café-nya, dan seorang pelanggan  (Pengusaha 3);  [Winardi, Harry, Iwan]

pelayan masuk denga muka kusut, diikuti dua orang pelanggan (pengusaha 1 dan pengusaha 2) dengan muka yang sama… [Winardi, Harry, Iwan, Bella, Bedur, Indra]

03 Tayangan berita di tivi:
-          Demonstrasi mahasiswa mendorong pemerintah memberantas korupsi…..
-          Komentar masyarakat tentang korupsi….
[Anom, Nunung, Reni, Didin, Bambang, Heru]

Tiga orang pengusaha itu berbincang tentang laporan pajaknya…
Pengusaha 1 : nakal, lebih suka jika tidak ada reformasi pajak…
Pengusaha 2 : oportunis yang penting sih aman.. kalo reformasi ya sudah… balik ke yang dulu juga OK
Pengusaha 3 : idealis, dia yakin kantor pajak sekarang sudah berubah.
[Winardi, Harry, Iwan, Bella, Bedur, Indra]

Dua cewek, datang ke Café, mereka karyawati centil yang mendapat tugas dari Boss-nya untuk merayu petugas pajak (AR)… [Vega dan Cory]

04  Sentilan dan Sentilun berkomentar ttg niat “jahat” di Café itu akan dijalankan di kantor Pajak… [Andi dan Awang]
Karyawati centil merayu AR agar mau jalan bareng…. Namun AR menolak, dia khawatir akan mempengaruhi pelayanannya terhadap WP (diskriminatif), apalagi  jika nanti “kebablasan”… bisa2 jadi masuk kategori tindakan tidak terpuji….[Vega, cory dan Fahmi]

Berikutnya si Pengusaha berbincang dengan Pemeriksa pajak; ia berencana tawarkan sejumlah uang… dengan harapan hasil pemeriksaannya bisa diatur; ternyata si pemeriksa justru menyerahkan surat pernyataan di awal pemeriksaan, untuk tidak memberikan uang, barang, atau imbalan dalam bentuk apapun kepada petugas pajak....  WP itu tidak percaya…  petugas pajak menunjukkan banner/leaflet tentang peran wajib pajak dalam reformasi birokrasi, yaitu: (1) Jangan berinisiatif menawarkan untuk memberikan imbalan kepada petugas, (2) jika ada petugas yang mengajak berKKN maka laporkan, (3) jalankan semua kewajiban perpajakan sesuai prosedur. [Indra, Bagas]

05. Sentilan Sentilun muncul, berikan kata penutup. [Andi dan Awang]

Minggu, 23 Oktober 2011

Monolog “NASIB SI NASIB” [performance tentang INTEGRITAS]


[intro musik lagu Jawa/ Nasib masuk, boleh saja sambil jogged]
Namaku Nasib, aku wong ndeso, aseli nggunung kidul, gak percaya? Ya lihat saja… [ngangkat kaki, terus meregangkan jari2nya] wong jari-jarinya aja njeber, megar, khas kaki yang sering jalan jauh dan nyeker ndak pake sepatu…..

Namanya aja wong ndeso, orang tuaku tentu saja wong ndeso juga…  tapi aku bangga sama bapakku, dia seorang petani, dia jago ilmu prihatin dan selalu bersyukur… pernah aku mengeluh, kok kita gini2 saja sih pak… gimana bisa bersyukur, wong hidup susah terus.. kapan kita kaya?
Kata Bapak: huss.. jangan gitu, kaya itu bukan karena banyaknya harta, tapi kaya itu terletak di “sini” [dia nunjuk dadanya] dan jangan nunggu bahagia dulu baru bersyukur, tapi bersyukur dulu pasti bahagia itu datang….

Namun berkat tresnane Gusti Allah, aku dapat kesempatan sekolah lumayan tinggi… jadi Sarjana [pakai toga].

Apalagi akhirnya, dapat diterima jadi PNS di kementerian Keuangan… [toga dilepas, dipakain kemeja plus dasi] walaupun gradingnya masih grading terendah… lumayan, ndak papa deh… hmm…. Alhamdulillah yak, “sesuatu” banget….

Singkat cerita, SK Penempatan pertamaku keluar…. Hmmm, mau tahu aku penempatan di mana? Mau tahu? Mau Tahu? Mau tahuuuuu???? Kita ikuti dulu yang satuuu ini…..
 [tarian kecak……]

Yaaa… penempatan pertamaku di pulau nan Indah, yang slogannya “every day is holyday”
Hmmm…. Enak banget…
Ada banyak holyday,
Ada banyak bule,
Juga cewek2 kece ….
Malah ada juga yang ote-ote.. hehehehehe
[Nia datang menggoda...]
 
Waduh banyak betul godaannya…. [Nasib ngeces] srup!
Godaan terberat adalah saat Nia gadis “gaul” itu datang. Dia cantik. Jago betul menyenangkan hati orang, emang sih suka dugem dan ejeb2… atau ngajakin nenggak arak dan masrum bali… hmmm, bisa lupa semua beban…

Malaikat datang menggandeng “Hasanah”, dia mengingatkan akan istriku di kampung…

Syetan datang berbisik sebaliknya… ayolah mumpung ada yang mauuuu….
Nggak!...
Aku masih takut dosa; lagi pula.. selingkuh itu kan perbuatan tercela…. Dan berarti itu contoh pelanggaran nilai Integritasku sebagai PNS di kementerian Keuangan…  aku tidak ingin membuat malu keluargaku, institusiku, juga Bapak Menteriku.. [tuing tuing tuing] 
so, aku katakan pada Nia... Lo Gue... End!!

Lepas dari denpasar, kirain bisa mendekat ke homebase di jogja, ternyata…… hiks… PAPUA!
Jika sebelumnya stress karena banyak godaan, di Papua stress juga karena kesepiaan…. Kebayang nggak sih… di tengah gelapnya suasana, yang teringat adalah Hasanah,sang istri terkasihku yang tertinggal di lereng gunung kampung halamanku… hiks… Cintaku terhalang ruang dan waktu…. [lagu Kangen]

Dan papua aku tinggalkan… karena SK Mutasi itu membawaku ke ibu kota…. [lagu ke Jakarta aku kan kembali]… 

Jakarta kota yang menawarkan banyak mimpi,
Denyut nadinya serasa tak pernah berhenti...

tiap hari godaan datang lalu lalang...
ada yang datang menawarkan sekardus durian,
lalu ada juga yang membawa apel malang...

dan saatnya kok ya tepat; aku lagi butuh banyak duit...
hasanah istriku itu, masih di kampung dan berharap bisa segera diboyong ke Jakarta, jadi butuh rumah....
belum lagi orang tua di kampung juga sudah lama nggak panen, karena kemarau panjang terus-terusan... bahkan informasi terakhir, sapi kesayangan Bapak sakit keras, butuh diopname, hiks...

Syetan datang, bisikan godaan...
Ayo ambil saja, ini kesempatan bagus, kapan lagi. Kami kan lagi pingin beli rumah, pingin bahagiakan orang tua, mungkin saja sudah takdirmu... ayoolah...

Malaikat datang mengingatkan....
jangaaaan, ingat dosa.. kamu mau keluargamu mengkonsumsi harta haram? ingat nasehat Bapakmu, bahwa kaya bukan pada harta, tapi ada di hati.. kalau tahu yang kau kirimkan ke kampung itu dari harta haram, pasti mereka menolaknya.

Syetan kembali merayu, 
Siapa bilang begitu, kan yang penting membahagiakan mereka, masak sih mereka tidak senang kalau dikirim uang buat usaha, atau kalau ada sisa belikan saja mobil, itu bisa buat mudik... hmmm. enak kan?

Malaikat menyanggah,
Jangan dengarkan syetan, dia hanya ingin kau jadi temannya di neraka... kamu percaya hari akhir kan? kamu mau, kamu dan seluruh anggota keluargamu ikut menemani syetan di neraka??

[tarik menarik antara dua pihak,,, di pihak syetan ada penyuap, nia sang penggoda; sementara di pihak malaikat, ada Bapak, Sapi, Hasanah]

Cukup!!
aku sudah muak, wahai Syetan dan kroni2nya... Enyah kau... Pergi... hus hus hus...

[senandung lagu "Sebelum Cahaya" by Letto]
Astaghfirullohal'adhim
Lindungi aku ya Alloh, dari godaan Syetan yang terkutuk....

Ya Alloh ya Tuhan Kami, Engkaulah Penguasa gerak hati, tetapkanlah hati kami dalam ketaatan kepadaMu...

Ya Alloh Yaa 'Azizu, Dzat yang Maha Perkasa, berikanlah kami segenap PNS di kementerian Keuangan ini Kekuatan agar dapat menjalan Nilai2 Organisasi yang telah kami sepakati, karena sungguh Pelaksanaan Nilai2 Organisasi  tersebut adalah bukti nyata Iman kami kepada-Mu....

Aamiin.....

[ditulis sebagai skenario untuk performance di Value Gathering bersama Menteri Keuangan]

Selasa, 20 September 2011

para pengabdi tertunduk malu

Seperti percakapan kita di satu siang,
tentang perjuangan para abdi bangsa....
yang terpaksa tertunduk malu,
saat alasan nasionalisme itu dianggap tabu.

Badai yang mungkin sengaja diciptakan itu,
adalah perkara yang tidak boleh dihindari
melainkan harus dihadapi.
Karena dalam badai, yang bisa kita lakukan adalah terus berjalan sahaja
dan yang bisa membuat kita terus berjalan adalah keyakinan dan cinta....

Namun seperti percakapan kita siang itu,
bahwa cinta pada negeri ini, yang selama ini menjadi alasan kami -para pengabdi- ini tetap bertahan,
telah dituduh naif oleh mereka yang merasa berhak berkuasa atas opini publik. Huh!

Selasa, 23 Agustus 2011

Kampanye Simpatik Jelang Idul Fitri 1432 H

Kanwil Pajak Jakarta Khusus selalu ingin lebih dekat dengan masyarakat, karenanya sudah menjadi tradisi setiap tahunnya untuk mengadakan Kampanye Simpatik dengan tujuan menyapa para pemudik menjelang lebaran. Pada tahun ini, Kanwil Pajak Jakarta Khusus memilih Terminal 1 B Bandara Soeta. Pada Tanggal 23 Agustus 2011, jelang maghrib, bekerja sama dengan pihak bandara mebagikan takjil dan Traveling Kit, Booklet Hak dan Kewajiban Wajib Pajak, dan Komik "Ayahku Pembayar Pajak" kepada para penumpang.

Seru juga, respon mereka sangat positif. Bahkan salah seorang penumpang yang mengajak dua puterinya, memberikan apresiasi, bahwa DJP mau mengenalkan Pajak sejak dini kepada anak-anak, dan terbukti saat itu dua puterinya langsung asyik menikmati cerita komik tersebut.

Semoga Pajak semakin dekat dengan masyarakat.

Jumat, 12 Agustus 2011

Berbagi Takjil - PEGASUS

Di bulan Ramadhan tahun ini, Persaudaraan Pegawai Kanwil DJP Jakarta Khusus [PEGASUS] mengadakan acara pembagian Ta’jil gratis kepada pengguna jalan di depan KPDJP, Jl. Jend. Gatot Subroto. Acara tersebut diadakan setiap hari Kamis dengan melibatkan para pegawai yang memiliki waktu senggang di sore hari.



Paket Ta’jil yang dibagikan berupa roti, air mineral, dan buah kurma, yang tiap pekannya dibagikan sebanyak 250 paket. Acara pembagian Ta’jil tersebut dimulai 15 menit sebelum adzan maghrib berkumandang. PEGASUS  sejak pertama didirikan memilki dua fungsi, yaitu fungsi kebersamaan dan fungsi sosial. Acara pembagian takjil ini merupakan bagian dari pelaksanaan fungsi sosial tersebut,  dengan niatan membantu pengendara untuk bisa menyegerakan berbuka puasa, dan tentu saja sekaligus sebagai sarana perbaikan Citra Direktorat Jenderal Pajak di mata masyarakat.


Selasa, 09 Agustus 2011

At-Takatsur...

Tadi malam, aku mencoba menulis sesuai pesanan Boss, tentang latar belakang blog ini lahir, namun ternyata tema kajian ba'da taraweh di masjid dekat rumah cukup menyita ruang otak. Akhirnya tertidur juga tanpa sepatah kata pun berhasil aku tulis. Namun tetap saja, mengganggu dalam mimpi. Hasilnya, aku terbangun pukul tiga dan langsung mengambil lap top, lumayan dapat beberapa alinea.

Beberapa saat berkutat dengan kata-kata seputar sufisme birokrasi, sampai dengan waktu sholat subuh, entah kenapa... aku justru terfikir tentang Surah At-Takatsur. Dua ayat dari surah ini saja, sudah cukup membuat "kesedihan". Saat sujud sampai air mata itu menyentuh bibirku... hiks...
(1) Bermewah-mewah telah membuat kalian lalai.... (2) hingga kalian dikubur.
Betapa banyak hal tentang dunia ini yang melenakan kita.

Kamis, 28 Juli 2011

meja makan itu...


meja makan itu, serupa kolam kenangan...
menghisap banyak cerita
obrolan santai kita
bahkan kadang rapat pembinaan kita
karena di sinilah
cinta itu terjaga
senyuman itu tersimpan
curahan hati itu terdengar
juga rencana-rencana kerja kita tercatat....

meja makan itu, saksi sakti
disk yang tak pernah full...
walau terisi di setiap waktu...
nasi goreng
cendol duren
teh kotak
kopi hitam
teh panas
juga airmata...
dan dentingan gitar itu, bergulung-gulung tersimpan
di setiap sisi....

Cinta yang terluka di setiap waktu itu pun, terawat di sana
karena sebagian mimpi-mimpi kita pun tercecer di sana....

lalu bagaimana aku bisa melupakannya....

Rabu, 27 Juli 2011

pak Hadi dan dik Pika...

SK mutasi dan promosi itu berturut-turut terbit. Seolah gempa, menggeser barisan Laskar P2Humas Kanwil Khusus. Setelah Dedi dan Anis, menyusul pak Hadinengrat yang harus turun gunung memimpin Seksi Pelayanan di Kantor Pelayanan, dulu membimbing Pelayanan, sekarang langsung melayani....

Tentang pak Hadi, aku banyak belajar dari cara dia memimpin Seksinya... hehe. Seorang Korelis yang tetap penuh perhatian ke bawahan. Yang sering aku rasakan, adalah saat kami dalam satu tim di Acara... biasanya dia jadi penanggung jawab seksi acara, sedang aku jadi anak buahnya. Dan di akhir acara, dia pasti meluangkan waktu untuk mengapresiasi acara kami. Walau sekedar jabat tangan dan sedikit komentar, kami sudah cukup bahagia... hehehe, thanks Pak...

Tak lama setelah itu, ada SK pengangkatan AR... dan hiks... giliran dik Pika yang masuk dalam daftar. Gembira sebenarnya, karena itu berarti "promosi" buatnya, tapi jadi sedih.. belum siap ditinggalkan olehnya. Terlalu banyak kenangan bersama. Ia serupa "adik kecil kami di bidang ini... hiks.... Dan ini juga berarti tingal aku yang tersisa di laskar [pelaksana] P2Humas jamannya awal blog ini aku buat.... silahkan tengok di sini Laskar P2Humas.

Tapi bagaimanapun juga, ini sudah menjadi putusan. Tidak ada pilihan. Kami hanya bisa mencatat dalam kertas kenangan kami, bahwa kita adalah satu keluarga dalam garis darah "P2 Humas"... hehehe...

Pak Hadi dan dik Pika, Jangan delete nama kami ya... dalam phonebook hatimu.

bertahan di dalam badai...

Sebagai Pegawai Negeri Sipil, semestinya motivasi kerja kami adalah "energi cinta pada negeri". Walaupun seringkali kalimat ini dianggap "naif" oleh kebanyakan orang. Bahkan ada yang bilang "Halah, sok Muna lo.." hiks... padahal bisa jadi memang hal ini lah yang menjadi dasar kami tetap bertahan menjadi "Aparat Negeri".

Beberapa obrolan di hari ini, paling tidak mengingatkan kepadaku, bahwa kecintaan kami pada negeri ini, mestinya terus dievaluasi. Karena, tanpa energi cinta itu, bisa jadi kita tak akan sanggup untuk bertahan di instansi ini.

Kamis, 09 Juni 2011

Kalah berturut-turut...

Rasanya tidak adil, jika tim kami menang aku langsung posting di blog ini... sementara jika kalah tidak. Jadi aku coba tetap ungkapin beberapa hal tentang kami, saat terpuruk. Saat kekalahan beturut-turut itu.

Tanggal 30 Mei 2011, kami kalah melawan tim PMA Empat. Ini memang tim tangguh. Walau memang sangat bergantung pada satu pemain. Siangnya, kami sempat rapat. Membedah strategi apa yang bisa kita pakai untuk menghadapi tim ini. Cukup rapi. Pembagian tugas yang jelas, dengan beberapa rencana yang berlapis-lapis. Namun akhirnya... tetap saja; kami kalah. Tim lawan kami terlalu tangguh, kecepatan, fisik, juga teknik kami tertinggal... hiks...

Tanggal 6 Juni 2011, kami bertemu tim PMA Tiga. Kami tidak memiliki cukup informasi tentang kekuatan tim ini. Sehingga kita putuskan, menggunakan strategi menyerang... karena ini memang partai hidup mati. Sekali kalah ya sudah kami terlempar ke kotak sampah!! hehehe... Ternyata, tim ini tim yang "dewasa". Permainan mereka stabil. Aku yang memang bertugas menjadi provokator, sudah meneriakan kata-kata pedas...memancing emosi mereka; tetap saja... mereka memang tim yang "dewasa". Kami justru yang terpancing emosi.. [bahkan aku sedikit tergoda.. saat sikut seorang pemain lawan mengenai pelipis kiri; hingga memar mirip abis kena tonjok... hiks.. tapi tentu saja aku tidak perlihatkan "kemarahan" itu; hihi, sebagai pemain tertua di tim ini bisa semakin merusak keutuhan tim] Akhirnya kami kembali kalah....

Banyak hal yang bisa kami pelajari dari kekalahan ini. Saat bermain dengan PMA Empat, kami jadi termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan teknik dan fisik kami. Dan saat bermain dengan PMA Tiga, kami jadi sadar masih butuh banyak belajar menjadi tim yang lebih "dewasa", yang lebih terkendali secara emosi.

Entahlah... bagaimanapun juga, dunia ini kan memang sekolah yang tak berkesudahan. Semoga, kami menjadi lebih baik. Aamiin.

Rabu, 25 Mei 2011

Catatan setelah kemenangan tim Futsal kami (2)

Setelah kemenangan kedua tim Futsal Kanwil Khusus dalam Kalibata Cup, jadi ingin tuliskan sesuatu... namun hanya dapat beberapa bait..,

padahal sebenarnya banyak yang ingin aku tulis
tentang kebanggaan sebagai tim yang solid
tentang persiapan yang serius
tentang perhatian sang manajer terhadap seluruh anggota tim...
tentang kesediaan seorang striker yang mempunyai kesempatan menambah top score... namun justru memberikan kesempatan kepada teman lain untuk lebih merasakan indahnya kemenangan...
tentang sang kiper yang menghadapi semua bola yang datang dengan senyuman...

tentang semua pemain yang di tengah keinginannya untuk menang itu... masih tetap ber-empati menjaga emosi rekannya...

tentang suporter yang terus melibatkan hati dalam setiap gerakan pemain di tengah lapangan
tentang mimpi kemenangan yang terus terekam indah di rongga kepala kami... secara tak sadar bergerak menyebar ke seluruh tubuh...
terimplementasi dalam keindahan permainan,
terwujud dalam gerak hati untuk selalu merasa bersama....
tentang PMA 6 yg mampu membuktikan bahwa sportivitas itu masih ada

bahwa sepak bola bukan hanya tentang kemenangan tapi juga persaudaraan.

Catatan setelah kemenangan kedua;

Dukungan semakin banyak, bahkan PEGASUS [Paguyuban Pegawai Kanwil DJP Jakarta Khusus] ikut mendukung dalam penyediaan dana. Yang adakan digunakan untuk pengadaan kostum, konsumsi dan iuran pendaftaran Kalibata Cup. Dan hal ini tentu menimbulkan konsekuensi bagi Tim agar bermain lebih baik. Dan itulah yang kami lakukan.

Kami bermain cukup rapih.Disiplin. Walaupun di awal waktu, sempat bermain tegang. Kurang nyaman... hingga setelah gol pertama 2-0, tim lawan dapat menyusul dengan satu gol, bahkan sampai 2 goal.

Namun dengan sigap, pemain tim futsal kita kembali menyerang... dan akhinnya: 11-2 untuk kemenangan
Tim kanwil djp jakarta khusus...

[thanks buat para suporter... pak Su, pak Hadi, bunda Henny, dik Anda, mas Joko, mas Kristiawan]

Rabu, 18 Mei 2011

Catatan setelah kemenangan tim Futsal kami,,,,

Terima Kasih atas segala dukungan...

Kemaren Tim Futsal Kanwil bermain luar biasa...
solid secara tim
terlebih mas Erik yang ciptakan 5 gol..
Budhi yang selamatkan banyak gol
Oong yang cideranya membuat satu gol tim lawan dianulir...
Drajat yang amankan pertahanan...
Aris berkali-kali merepotkan pertahanan lawan, dan akhirnya menutup pertandingan dengan gol penaltinya
Putu dengan gol yg aneh seperti biasanya
Alim dengan permainan cantiknya,
Ikma yang berhasil hadapi groginya, dan justru berkali-kali membahayakan gawang lawan
Aan sang kapten sang pengatur irama serangan
Pak Pri pemain belakang namun tetap ciptakan satu shoot on goal
hoed sang dirijen lapangan - yang terus berteriak-teriak di luar lapangan
mr Suhardiman sang manajer.. yang tetap penuh perhatian nikmati permainan di pinggir lapangan
Kristiawan dan Boby suporter sejati yang setia mendampingi dengan hati
juga do'a beberapa pejabat Kanwil yang terkirim via BBM....

yah, kita berhasil bermain dengan "hati"
kuncinya memang: "bermainlah dengan nyaman, biarkan kemenangan itu datang menghampiri..."
jika kita terus bermain seperti ini... tim mana yang tidak bisa kita kalahkan??

Minggu, 15 Mei 2011

Family Day kami..... "menjalin cinta"

terima kasih bu Heny... sekeluarga
 
Sekali lagi ini tentang bagaimana bekerja dengan melibatkan "hati". Ketika ada dua orang teman yang kena mutasi eh, promosi [mas dedi dan mbak anis], dan seorang teman yang hendak cuti melahirkan [mbak septiana]... tercetus ide untuk berkumpul bersama dengan membawa keluarga masing-masing; bunda Heny yang siap menjadi tuan rumah...

Sambutannya begitu "serius", dengan semua anak yang mendapat bagian kado; Falih [mbak Anis], Annisa dan Raga [mas Dedi], Kila dan Thariq [mbak Rupika], Haya dan Bunga [Putu], dan Sifa [bunda Henny] begitu bahagia... terlebih ada Annisa yang memang kebetulan sedang memperingati ulang tahunnya yang ke-9. Menu makanan dan minuman yang beragam, tentu ini begitu dinikmati oleh mas Ikma yang memang sedang "semego", juga berbagai permainan buat anak-anak... pembacaan dongeng, arisan kata, dan tebak kata dengan gerakan tubuh... Heboh. Seru. Dan dua kata yang mewakili hari ini: Luar Biasa. Oh ya, ada beberapa nama lain yang belum aku sebutkan... mas Arif -ayah Falih- mas Arifin -ayah Kila dan Thariq-, Sulung -warga baru di P2humas-, juga mas Budhi -Darmaji- dan tentunya Tuan Rumah pak Wahyu dan Ical....

Bagiku, hari ini adalah satu hari dari rangkaian satu pekan "keluarga", dimulai dengan tanpa sengaja mengikuti kajian tentang Pola Asuh anak di KPP Madya, dilanjutkan dengan menikmati hari Sabtu dalam Family Day di sekolah Bunga, kajian ahad pagi bersama Kader Dakwah Cikiwul yang kebetulan materinya juga tentang keluarga, dan diakhiri dengan Family Day versi bidang P2Humas... Semoga ini menjadi bekal untuk-ku, agar tetap mampu menjaga indahnya kebersamaan ini... di tengah badai masalah, tetap erat berpegangan dalam cinta. Semoga.

Jumat, 06 Mei 2011

promosi itu...


"ini hanya masalah waktu..."
Akhirnya tiba saatnya, SK mutasi itu terbit. Dan ada dua nama dari Laskar P2Humas tertulis di sana. Tidak sekedar mutasi memang, melainkan promosi. Jadi ini hal yang memang harus disyukuri. Namun sesaat setelah tenggelamnya matahari di hari ini... terasa ada yang hilang. Hmmm... mbak Anis dan mas Dedi, Senin depan sudah harus bekerja di kantor yang baru. Masih sulit membayangkan, ruangan ini tanpa mereka. Mbak Anis yang jago masak itu, juga paling pintar menjadi pendengar. Sarapan bersama kita, kadang hanya dihiasi senyumannya saja, tanpa sepatah kata pun. Tapi terasa ia ada. Hiks... terlalu banyak kenangan.

Juga mas Dedi, lelaki yang berani mengambil keputusan. Begitu dekat dengan seluruh tim. Fokus pada pekerjaan. Dan memiliki naluri estetika dan selera humor yang tinggi.. walau kadang memang "datar". Hehehe....

Yang menghubungkan keduanya adalah mereka adalah penggemar fotografi. Bagi tim sosialisasi, kami kehilangan dua pilar seksi dokumentasi di acara... Juga saran-saran visual yang cerdas terkait desain barang sosialisasi kami. Hiks.. terlalu banyak kenangan...

Namun teringat, ini bukan sekedar mutasi, melainkan promosi... jadi memang harus disyukuri.
Selamat Berjuang di ranah perjuangan yang baru... mas Dedi dan mbak Anis...
Jangan delete kami dari memory card kenangan kalian...
hiks...

Jumat, 25 Maret 2011

mengapa harus PNS yang bahagia?

Pertanyaan di atas kembali datang; dan anehnya justru muncul dalam mimpiku. Pertanyaan pertama, dari pihak yang merasa bahwa fokus pada bahagia bisa mengganggu "prosedur". Karena terlanjur menjadi kecenderungan dalam otak kita, bahwa seorang yang "hanya" ingin bahagia itu, akan mengabaikan "prosedur"/ "aturan". Dalam mimpi itu, aku menjawab begini : "Justru karena ingin bahagia, maka kita membutuhkan aturan. Seorang pimpinan yang mau menegur anak buahnya, tanpa dalih aturan, maka bisa jadi si anak buah merasa teguran pimpinan itu sebagai bentuk ketidaksukaan dia pada si bawahan. Jadi ingat, bagaimana cara "the nany" [acara TV; tentang solusi masalah-masalah keluarga] untuk menyelesaikan masalah anak nakal.... dia mengumpulkan seluruh anggota keluarga, anak-anak, bapak dan ibunya. Mereka menyepakati satu aturan, juga hukumannya [walau sekedar beberapa menit duduk di kursi hukuman]. Lalu kesepakatan itu ditulis, dan ditempel di dinding. Ketika ada anggota keluarga yang melanggar, hukuman ditegakkan. Terkesan biasa saja, padahal ini penting. Kebahagiaan masing-masing anggota keluarga menjadi terjaga, karena si penerima hukuman tidak merasa sedang dibenci, namun sekedar menjalankan kesepakatan. Bahkan bisa menjadi bukti perhatian dan kasih sayang sang pemberi hukuman. Demikian halnya dengan aturan di kantor kita. Seorang bawahan yang dihukum karena melanggar satu aturan, tetap merasa mendapatkan perhatian dari sang atasan, karena dia paham pemberian hukuman ini bukan yang diinginkan atasan. Justru menjadi perhatian lebih dari sang atasan kepada bawahan saat memberikan hukuman tersebut. Terbangunlah rasa saling sayang. hmm... rasanya terbayang bagaimana menjadi atasan yang bahagia, juga anak buah yang bahagia dalam suasana kerja yang tetap sesuai aturan namun selalu bahagia."

Pertanyaan berikutnya, dari para kepala kantor, yang merasa jika tujuan "semata-mata" bahagia, bagaimana dengan tujuan target penerimaan [pajak misalnya] -yang memang telah menjadi beban bersama, dan mestinya menjadi tujuan kita bersama-; mereka khawatir dengan fokus pada "sekedar" bahagia, maka tujuan kantor tersebut terabaikan.... dan itu tentu akan mengganggu "kebahagiaan" sang kepala kantor.
Lalu dalam mimpiku, aku menjelaskan bahwa... "bahagia" adalah tujuan utama. Namun memiliki beberapa washilah atau batu loncatan; dan salah satunya adalah target kantor. Menjadi tugas sang pemimpin untuk menjadikan tercapainya target itu sebagai pintu kebahagiaan bersama. Ini bisa dilakukan dalam setiap interaksi pimpinan dengan anak buah, dalam sarapan bersama misalnya, atau saat rapat-rapat pembinaan. Disampaikan betapa tercapainya target ini adalah hal "indah", adalah mimpi kita bersama. Dan masing-masing penghuni kantor semestinya meletakkan pencapaian target itu sebagai satu poin kebahagiaan kita di kantor. Hmmmm... terbayang, betapa semangat bersama itu ada dalam setiap nafas kita dalam melaksanakan tugas. Rasanya ini justru bisa menjadi motivasi yang luar biasa, dan tercapainya target itu menjadi semakin dekat. Aamiin.

p2humas bergaya....


p2humas akhir 2010...

Cukup lama aku absen posting di blog ini, tersibukkan oleh tugas2 sosialisasi....
sekedar berbagi, ini ada beberapa penampilan kami, hihi.. silahkan dinikmati....

Kamis, 10 Februari 2011

Nilai-nilai Organisasi DJP dan Sifat-sifat Rosululloh...

Nilai-nilai Organisasi DJP itu senada dengan Sifat-sifat Rosululloh SAW; Integritas itu sidiq, profesional itu amanah, inovasi itu fatonah, dan teamwork itu tabligh.


Integritas adalah "Sidiq", adalah kejujuran. Adalah kesamaan antara gerak hati, tutur kata dalam lisan, dan juga aktivitas amal perbuatan kita. Integritas adalah implementasi dari keimanan, yang "tashdiqu bil qolbi, iqroru billisan, dan a'malu bil arkan" ini adalah pilar penting dalam perubahan, modal pokok dalam reformasi birokrasi ini.


Profesional adalah "amanah". Adalah bagaimana kita bekerja sesuai norma-norma profesi kita; sesuai dengan SOP; sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, demikian pula sesuai dengan Kode Etik yang telah kita sepakati. Dan lawan dari amanah adalah khianat. Seorang yang tidak profesional adalah pengkhianat bagi lembaga profesinya.


Inovasi itu adalah kerja kreatif kita, bagaimana mengembangkan cara-cara yang sudah ada menjadi lebih efektif dan efisien. Tentu ini butuh "fatonah" [cerdas]; dengan kecerdasan kita beri warna setiap 'amaliah kantoran kita. Seorang agen perubahan hendaknya selalu bisa bersikap "cerdas" dan tepat memilih cara dalam menerapkan teori-teori kebaikannya.


Dan Teamwork adalah amal jama'i, kerja sama yang solid, dan ini butuh kecakapan dalam "tabligh" [menyampaikan/berkomunikasi]; karena tanpa komunikasi yang efektif, tim yang solid itu tak mungkin dapat diwujudkan.


Jadi, ketika kita jalani nilai-nilai organisasi DJP ini dalam kehidupan kita sehari-hari di kantor, dan tentu dengan tetap meniatkannya untuk selalu mengikuti jejak [sunnah] Rosululloh SAW, insya Alloh amalan/prilaku kita selalu bernilai ibadah... Amien...


Wallohu a'lam

Sabtu, 29 Januari 2011

Cerita-cerita lucu...

Iseng-iseng ngumpulin cerita-cerita lucu, siapa tahu bisa menginspirasi hari ini agar kita selalu bahagia… hehehehe….

Gue Bilangin Ama Bapak Elo
Suatu hari ada seorang anak kecil mencuri mangga dari pohon milik tetangganya dan tertangkap basah oleh si pemilik pohon tersebut, lalu si pemilik pohon itu berkata dengan nada berteriak: "Hei! dasar bandel, ayo turun elu dari pohon mangga gue. Entar gue bilangin ama bapak elu ye!"  Tetapi si anak bukannya segera turun malah dia mendongak ke atas pohon sambil berkata: "Pak, cepetan turun, Pak, kita udeh ketahuan!"
  
Nggak bilang siapa-siapa
Ceritanya Pak Bedu jengkel banget. setiap kali pohon mangganya berbuah, pasti buahnya dicolong oleh orang-orang entah dari mana. Tapi kalau ditungguin malingnya gak pernah datang giliran ditinggal, mangganya hilang. Banyak lagi. Saking kesalnya Pak Bedu menaruh kertas besar di pohon mangganya dengan tulisan "Tuhan tahu siapa yang mengambil mangga ini." Dengan lega ia meninggalkan pohon mangganya, berharap si pencopet terketuk hati nuraninya. Esok harinya lagi-lagi mangganya hilang, tapi tulisan di kertas itu bertambah "Tuhan tahu siapa yang mengambil mangga ini, tapi Tuhan tidak
akan bilang siapa-siapa."
  
Nyebut Sep
Suatu hari, mang Usep, si penjual sayur keliling yang masih muda belia, ditabrak mobil. Si penabrak langsung ngacir meninggalkan si korban yang tergeletak di sisi jalan dan orang2 sekitar yang memaki-maki. Orang2 segera berkerumun menolong mang Usep, tukang sayur kesayangan mereka. Kondisi mang Usep sangat parah. Darah meleleh di sekujur tubuhnya. Nampaknya ajal sudah dekat. Seorang ibu, tidak tega melihat keadaannya. Beliau mendekat lalu berkata, "Nyebut... Sep... Nyebut...!" Maksudnya agar mang Usep mengingat nama-Nya di saat2 terakhir. Mang Usep, dengan kekuatan terakhirnya berusaha menggerakkan bibirnya. Dia lalu berkata dengan nyaring, "SAYUUUUUURRR. ........"
  
Memelas
Seorang anak berlari menemui ibunya di dapur.
Anak : "Bu, minta uang."
Ibu : "Buat apa?"
Anak : "Itu, di depan rumah ada orang yang berteriak memelas."
Ibu : "Apa teriakannya?"
Anak : "Bakso, Bakso!"
  
Tidak Melihat
"Apakah Saudara tidak melihat lampu merah?" tanya seorang polisi kepada seorang pengendara motor. 
"Saya lihat, Pak."
"Lalu kenapa Saudara tidak berhenti?"
"Saya tidak melihat Bapak."

Kamis, 20 Januari 2011

konspirasi?

Kita disuguhi sajian berita yang selalu saja "bombastis". Tiba-tiba saja kejahatan itu menjadi begitu "biasa". Ada seseorang yang bisa sedemikian "berkuasa". Bisa seenaknya me"mainkan" hukum dan keadilan. Bahkan fakta yang ada di media, menjadi seperti kisah dalam komik saja. Yang aku khawatirkan jika akhirnya kejahatan itu menjadi demikian populer. Seorang penjahat menjadi tidak lagi perlu takut. Penjara toh hanya tempat rekreasi yang sama asyiknya dengan di villa. Huh! dan tidak perlu malu, karena koruptor justru akan menjadi populer dan keren....
Dan ini mungkin saja konspirasi. Sebuah sekenario besar, yang sudah lama dimainkan. Setelah para pengabdi kebaikan itu [baca: para reformis] membangun kebaikan yang sistemik itu. Perbaikan di semua lini. Dari sistem, sumber daya manusia, juga ketentuan perundangan yang melingkupi. Dan hasilnya cukup berhasil. Rasanya hal inilah yang memicu, para pengabdi "kesesatan" itu [para buto Cakil itu] mulai terusik untuk membangun skenario tandingan. Caranya bermacam-macam. Ada tipuan, intrik, penguasaan media, penyebaran budaya korupsi, jebakan.. dan sebagainya. Hiks....
Kok jadi semakin yakin... ini konspirasi. Hati-hati jangan terjebak pada fakta yang ada di berita, karena buto cakil itu sembunyi di belakang fakta; teringat kalimat seorang teman: "Hidup itu pola, orang baik membaca pola untuk kebaikan, begitu pun orang jahat membaca pola untuk kejahatan." [makasih pak Samon Jaya ]
Karenanya kita memang perlu membaca pola dalam hidup ini. Dan tentu tujuannya adalah untuk kebaikan. Agar kebaikan itu yang menjadi populer, bukan kecurangan. Kita perlu merencanakan kebaikan itu dengan lebih cermat dan terukur. Seperti kata Ali bin Abi Thalib r.a,  kebathilan yang sistematis akan mengalahkan kebenaran yang tidak sistematis....
 Wallohu a'lam