Kamis, 10 September 2009

ORIENTASI KERJA;

Pagi ini, aku dan istri berbincang dan berfikir secara mendalam tentang orientasi dalam bekerja.
Bisa saja alasan kita bekerja adalah sebagai berikut:
1. Demi aktualisasi diri; dalam rangka membangun mitos diri, bekerja keras agar dianggap “ada” oleh dunia;
2. Semata karena ibadah, karena Kerja adalah bentuk nyata dari ibadah;
3. Menjalankan tugas sebagai “pencari nafkah” keluarga;
4. Hanya agar dapat gaji, dan kenaikan jabatan yang menarik….
5. Malu kalo tidak kerja;

Entahlah, namun terfikir jika alasan kita berkerja ini semata “kepentingan pribadi” maka ini bisa menjadi motif untuk mendistorsi kualitas pekerjaan. Seseorang berlaku “curang” biasanya diawali dengan orientasi yang keliru. Jika dia bekerja semata agar kepentingan pribadinya terwujud, maka dia cenderung mengabaikan kepentingan orang lain, dan sangat mungkin mengabaikan aturan-aturan yang ada.
Teringat Lagu-nya Iwan Fals,
Seperti Matahari
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 )


Keinginan adalah sumber penderitaan
Tempatnya didalam pikiran
Tujuan bukan utama
Yang utama adalah prosesnya

Kita hidup mencari bahagia
Harta dunia kendaraannya
Bahan bakarnya budi pekerti
Itulah nasehat para nabi

Ingin bahagia derita didapat
Karena ingin sumber derita
Harta dunia jadi penggoda
Membuat miskin jiwa kita

Ada benarnya nasehat orang orang suci
Memberi itu terangkan hati
Seperti matahari
Yang menyinari bumi
Yang menyinari bumi

Ingin bahagia derita didapat
Karena ingin sumber derita
Harta dunia jadi penggoda
Membuat miskin jiwa kita

Keinginan adalah sumber penderitaan

Rabu, 09 September 2009

Persembahan ntuk Pak Hario Damar (Badora Satu ke TTKI)

(lagu “Dengarkan Curhatku” by Vierra)
“Dengarkan curhatku tentang dirinya
Betapa anehnya tingkah lakunya”

(-Puisi- ibu Harni)
“ Kita bersama memang tidak terlalu lama,
namun cukup untuk belajar...
bagaimana perlakukan amanah ini;
sehingga kadang, rapat jauh menembus jam kerja kami...”

(lagu” Hancur Hatiku” by Olga)
Hancur... hancur... hancur hatiku 2X
Engkau pergi tinggalkan aku, hancur hatiku

(-Puisi- pak Primbang)
“ Sejenak bersama,
rasanya tersiram oleh padatnya makna
bagaimana tidak, jika setiap detik menjadi penuh beda;
bukan sekedar penerimaan, melainkan terus gali potensi
dan jangan pakai cara biasa....”

(lagu .........)
“Bapak2, ibu2, siapa yang mau ikut TTKI
Janganlah malu2 daftar saja padanya...
Pasti Bapak terima dengan tangan terbuka...”

(dibaca oleh dua Sekretaris: Iyan dan Tari)
-Iyan-
“ Mencoba membaca dari yang Bapak bawa,
tersadar bahwa mesti jadi yang terbaik
dalam setiap tugas yang kami emban...”
-Tari-
“ Kadang nampak aneh, padahal itu inovasi;
kadang terasa menyebalkan, padahal itu sapaan untuk maju...”

-bersama-sama-
Selamat jalan Bapak, terima kasih atas hari-hari penuh makna itu....

untuk Pak Jhon Hutagaol

(mbak Ika)
10 bulan berlalu,
Tak terasa ratusan rapat telah terlewati....

(mbak Nia)
Time is profile,
terasa menyesakkan...
Harap2 cemas di sepanjang hari;
Seperti pil pahit yang terpaksa kami telan
Tidak nyaman memang, namun....
Dalam 2 setengah bulan, kami beranjak dari masa kritis
Hingga tercapainya target penerimaan.

(mbak Ika)
Sejenak bersama,
rasanya tersiram oleh padatnya makna
bagaimana tidak, jika setiap detik menjadi penuh beda;
bukan sekedar penerimaan, melainkan terus gali potensi
dan jangan pakai cara biasa....

(mbak Nia)
Jujur saja, kami “capek”
mengikuti irama yang Bapak mainkan
Seakan diajaknya kami melompat, sementara kaki kami masih tertatih.....

(mbak Ika)
Hingga hari ini,
Bapak beranjak, menghampiri tantangan amanah lain di tempat khusus
dan di sini, dalam hati kami... masih tertinggal kata-kata Bapak
Kadang nampak aneh, padahal mungkin itu memang inovasi;
kadang terasa menyebalkan, padahal itu sapaan untuk maju...

(bareng2)
Selamat Jalan Profesor, Terima kasih atas hari2 penuh makna itu....

(ditulis untuk acara perpisahan pak Jhon Hutagaol; KPP Pratama Jakarta Tebet - KPP Penanaman Modal Asing Satu 2009)

Kamis, 03 September 2009

Bunda Jetty....

Tidak terasa, waktu menggilas kita. Bunda harus beralih peran, tugas lain menunggu.
Beberapa tahun bersama Bunda dalam satu beban amanah… di kantor, aku belajar banyak hal. Terutama tentang bagaimana memimpin dengan cara yang “cair”, informal namun tetap tegas. Hal-hal penting, menjadi nampak mudah saat kita rapatkan dalam format berdiri di depan meja kerja, sambil sesekali berbincang tentang sinetron, dan gosip artis terkini….

Bunda mengerti betul bagaimana membeli “perhatian” kami, dengan perhatian Bunda yang begitu hangat ke kami. Sesekali Bunda menghampiri meja kerja masing-masing dari kami, lalu menanyakan tentang keadaan kami –pribadi-, keluarga… lalu terkadang secara tiba-tiba ada “bingkisan” untuk kami.

Bunda, terima kasih…
Telah berbagi cinta dalam setiap denyut nadi kerja kita. Menjadi hari-hari kita berlalu dengan penuh makna.

Selamat memasuki hari purna bhakti, Bunda Jetty!
Jangan delete nama2 kami dalam hati Bunda.
We love u.

*
Apa yang kuberikan untuk mama
Untuk mama tersayang
Tak kumiliki sesuatu berharga
Untuk mama tercinta

Reff :
Hanya ini kunyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah lagu sederhana
Lagu cintaku untuk mama

Back to *, Reff

Walau tak dapat selalu ku ungkapkan
Kata cintaku 'tuk mama
Namun dengarlah hatiku berkata
Sungguh kusayang padamu mama

Back to Reff

Oh.................
Back to Reff 2x

Lagu cintaku untuk mama...