ia pengembara di lini masa peran dan fungsi
berkibaran awan mengiringi
jabatan demi jabatan datang dan pergi
hanya sisa tanya di akhirnya, jejak apa terukirkan?
ia memulai semua dari kata nyaman
kantor adalah rumahmu jua
jika teras rumahmu nyaman untuk nikmati kopimu, maka kantor pun mestinya begitu
jika meja makan di rumahmu tempat asyikmu berbincang maka demikian pula kantormu
maka pepohonan dirapikan, kantin gelap disulap jadi kafe, masjid meluas, gudang kosong menjadi ruang-ruang bincang yang tenang
dalam nyaman otak dibiarkan berkreasi diam-diam
ia dan penugasan serupa joki dengan sang kuda
seliar apapun kan coba ia taklukan
tak mudah untuk katakan tak bisa, karena penyangkalan tugas hanya menutup pintu kemungkinan menuju sukses
katakan iya saja, lalu memeras tenaga untuk meraihnya
kita punya otak kenapa tak dioptimalkan?
lalu berlarianlah kuda berpacu
debu beterbangan
melecut dalam ringkik
kendali erat tergenggam
hanya titik yang dituju yang terlihat
hanya titik yang dituju yang terlihat
lalu memerciklah residu juang itu
menjadi
kembang api dalam seduh kopi, nyanyian bersama, sajian berbuka di
setiap pekan, berbagi ke sekitar tanpa henti, terus bergerak, terus
bergerak
ini hanya aksi dari reaksi atas kenikmatan yang telah terlimpah
ini hanya bukti pengabdian
hanya tak ingin menyerah
hanya tak ingin berhenti
karena berhenti bisa membuat kita mati.
KPP Pratama Mampang Prapatan, 02/09/2019
Poetoe
adalah catatan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berusaha untuk selalu bahagia... mencoba tanggalkan beban ambisi jabatan dan godaan duniawi yang "cemen"... hingga di setiap waktu selalu saja pantas untuk tersenyum.
Senin, 02 September 2019
Rivea
ia di seberang meja
di telan cahya seolah senja
kita eja makna
baris-baris kata
ia di bandara
hinggap di sebuah kota
kubayangkan ia
berjalan penuh harap
jarak jadi nada
berdendangan pada birama
hanya ingin membersama
lalui gawai semoga tak sia sia
masa depan ia seret
menyeberangi ruas masa
mimpi berterbangan di sisi sisi
doa doa berkibaran
28/08/2019
Poetoe
di telan cahya seolah senja
kita eja makna
baris-baris kata
ia di bandara
hinggap di sebuah kota
kubayangkan ia
berjalan penuh harap
jarak jadi nada
berdendangan pada birama
hanya ingin membersama
lalui gawai semoga tak sia sia
masa depan ia seret
menyeberangi ruas masa
mimpi berterbangan di sisi sisi
doa doa berkibaran
28/08/2019
Poetoe
Langganan:
Postingan (Atom)