Kamis, 29 Januari 2015

Teman kita adalah....

Teman memang terasa saat ia bisa menjadi tempat bersandar, tempat curahan hati, atau saat ia mendukung apa yang kita lakukan. Terkadang kita merasa tak nyaman ketika seorang teman justru mengkritik kita, menegur kesalahan kita, meluruskan kita saat kita bengkok. Padahal sejatinya mengkritik, menegur, dan meluruskan itu yang lebih kita butuhkan dari seorang teman.

Mungkin karena teman itu cermin. Tempat kita mampu melihat diri kita di sisi yang tak terlihat oleh kita. Kita butuh teman sebagai mata kita yang lain, sebagai telinga kita yang lain. Ia menjadi seorang yang segera memegang lengan kita erat saat kita nyaris tergelincir ke dalam jurang. Kita memang butuh teman.

Saat tak ada teman mungkin sudah lama kita tersesat. Atau terpeleset ke dalam jurang dan tak bisa bangkit lagi. Walaupun terkadang ia hanya mengingatkan apa yang pernah terucap oleh kita namun kita lupakan. Terkadang hanya mendelik sampaikan sinyal ketidaksetujuan. Terkadang juga hanya sampaikan ketidaknyamanannya atas apa yang kita lakukan. Dan ternyata semua itu menyelamatkan kita.

Teman adalah pengkritik kita, adalah cermin kita, adalah penyelamat kita.

Terima kasih teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar