Sejarah memang tak mencatat semua pelaku sejarahnya, karena yang tercatat hanya mereka yang terhubung langsung dengan peristiwa-peristiwa besar saja. Namun jika kita paksa lebih detail lensa kamera kita, zoom in ke beberapa peristiwa besar lalu perhatikan lebih dekat, akan kita temukan banyak orang-orang hebat yang ikut terlibat dalam fragmen peristiwa-peristiwa sejarah itu.
Bagaimana dengan kita? Yang kita jalani hari ini tentu nanti akan menjadi sejarah bagi anak keturunan kita. Walau belum tentu sejarah itu tercatat, karena seperti di awal tadi, bahwa sejarah hanya mencatat peristiwa-peristiwa besar saja. Tidaklah penting dicatat atau tidaknya, namun yang menjadi penting untuk kita adalah seberapa peran kita dalam bangunan sejarah itu, ini akan menjadi ukuran kualitas seseorang, karena sebaik-baik seseorang itu adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Apakah kita sudah cukup bermanfaat?
Tempat kerja kita adalah kolam jika kita jadi ikan. Kita nyaman jika air kolam tetap jernih. Apa peran kita dalam menjaga suasana kerja di kantor kita?
Membangun saluran-saluran komunikasi adalah salah satu pilar dari bangunan kenyamanan itu. Saluran komunikasi itu harus memadai untuk menampung isi hati para penghuninya. Dan saluran itu memang tak bisa dipaksakan dalam satu saluran saja. Karena setiap kita di usia matang tentu sudah memiliki banyak pengalaman-pengalaman yang mengendap menjadi keyakinan. Seberapa besar cawan hati kita untuk menampung beda itu pun tetap saja ada kemungkinan benturan. Walau demikian, idealnya memang, ada satu kanal besar yang menampung selokan-selokan kecil itu. Sehingga obrolan-obrolan yang terbangun secara informal itu bisa tetap rapi terstruktur. Sehingga aliran sederas apapun tak harus ciptakan gelombang yang menampar kanan dan kiri.
Demikianlah, setiap hari masih saja berusaha menjawab pertanyaan: apa peran aku dalam membangun suasana nyaman di kantorku.
Wallohu a'lam.
adalah catatan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berusaha untuk selalu bahagia... mencoba tanggalkan beban ambisi jabatan dan godaan duniawi yang "cemen"... hingga di setiap waktu selalu saja pantas untuk tersenyum.
Kamis, 27 November 2014
Sabtu, 08 November 2014
Bergerak Lebih Cepat
Dalam olah raga, bergerak lebih cepat selalu saja menguntungkan. Mungkin demikian juga dalam mengambil keputusan, semakin cepat berfikir akan semakin baik. Cepat kumpulkan data, lebih banyak siapkan alternatif, buat lebih banyak pilihan, pastilah keputusan yang diambil akan lebih berkualitas.
Teringat dulu, saat di sekolah ada teman yang terlihat malas belajar, namun selalu hebat dalam nilai akademis. Setelah mengenal lebih dekat, ternyata dia seorang yang rajin berfikir. Walau sambil nongkrong, ngopi, bahkan terkadang merokok, dia selalu sibuk menganalisa banyak hal. Bahkan gaya guru mengajar pun dia sudah terekam dalam ingatan secara gamblang. Pernah saat duduk di sebelahnya, di kelas, saat guru sampaikan materi, dia mencoret-coret di bukunya, aku lirik... ternyata dia sudah membuat soal latihan. Saat itu aku ambil kesimpulan, cerdas itu pasti tekun dan giat belajar. Walau belajarnya hanya dalam pikiran, dan secara fisik dia terlihat santai.
Dalam catur pun begitu, pecatur yg hebat, telah menyiapkan semua kemungkinan dari langkah sang lawan. Juga para petarung, setiap jurus selalu bersiap sambut jurus yang lain. Dan demikianlah idealnya saat mengambil keputusan, banyaknya data akan sangat mendukung. Dan tentu daya khayal kita yang mendukung untuk mengembangkan analisa atas data yang kita punya.
Teringat dulu, saat di sekolah ada teman yang terlihat malas belajar, namun selalu hebat dalam nilai akademis. Setelah mengenal lebih dekat, ternyata dia seorang yang rajin berfikir. Walau sambil nongkrong, ngopi, bahkan terkadang merokok, dia selalu sibuk menganalisa banyak hal. Bahkan gaya guru mengajar pun dia sudah terekam dalam ingatan secara gamblang. Pernah saat duduk di sebelahnya, di kelas, saat guru sampaikan materi, dia mencoret-coret di bukunya, aku lirik... ternyata dia sudah membuat soal latihan. Saat itu aku ambil kesimpulan, cerdas itu pasti tekun dan giat belajar. Walau belajarnya hanya dalam pikiran, dan secara fisik dia terlihat santai.
Dalam catur pun begitu, pecatur yg hebat, telah menyiapkan semua kemungkinan dari langkah sang lawan. Juga para petarung, setiap jurus selalu bersiap sambut jurus yang lain. Dan demikianlah idealnya saat mengambil keputusan, banyaknya data akan sangat mendukung. Dan tentu daya khayal kita yang mendukung untuk mengembangkan analisa atas data yang kita punya.
Sabtu, 01 November 2014
Mencari kesalahan diri.
"Jangan cari-cari salah dan aib orang lain, seringlah mencari salah dan aib diri sendiri... mudah-mudahan dengan begitu tidak akan ada waktu mencari salah dan aib orang lain..." kalimat mas Feri Susanto, pada suatu hari di MP FM. Mungkin hanya kalimat biasa, dan sudah juga sering kita dengar dari orang lain, tapi aku merasa perlu menyimpan kalimat ini sebagai pengingat buatku. Karena memang benar, kata pribahasa "Gajah di pelupuk mata tak nampak, kuman di ujung lautan nampak."
Waktu yang kita miliki itu sudah jelas. 24 jam. Sama dengan yang dimiliki oleh penduduk dunia lainnya. Waktu seolah gelas, yang tak bisa memuat melebihi batas kapasitasnya. Jika penuh akan meluap. Jika waktu diisi dengan kesia-siaan maka pasti kemanfaatannya tak punya tempat. Demikian sebaliknya. Seperti kesibukan mencari kesalahan orang lain pastilah akan membuat kita tak punya waktu cukup untuk mencari kesalahan diri sendiri. Demikian sebaliknya.
Dalam kaca mata agama, istighfar membuka pintu-pintu solusi atas banyak masalah. Bahkan untuk mendapatkan keturunan pun ada nasehat dengan perbanyak istighfar. Istighfar adalah permohonan ampunan. Dan permohonan ampunan dimulai dengan kesadaran atas kesalahan diri. Artinya Tuhan mengingatkan bahwa mulai dari kesadaran akan kesalahn diri itu lah pintu solusi akan terbuka. Akan berbeda jika kita sibuk menyalahkan orang lain, kita justru akan semakin terpuruk dalam belukar masalah.
Waktu yang kita miliki itu sudah jelas. 24 jam. Sama dengan yang dimiliki oleh penduduk dunia lainnya. Waktu seolah gelas, yang tak bisa memuat melebihi batas kapasitasnya. Jika penuh akan meluap. Jika waktu diisi dengan kesia-siaan maka pasti kemanfaatannya tak punya tempat. Demikian sebaliknya. Seperti kesibukan mencari kesalahan orang lain pastilah akan membuat kita tak punya waktu cukup untuk mencari kesalahan diri sendiri. Demikian sebaliknya.
Dalam kaca mata agama, istighfar membuka pintu-pintu solusi atas banyak masalah. Bahkan untuk mendapatkan keturunan pun ada nasehat dengan perbanyak istighfar. Istighfar adalah permohonan ampunan. Dan permohonan ampunan dimulai dengan kesadaran atas kesalahan diri. Artinya Tuhan mengingatkan bahwa mulai dari kesadaran akan kesalahn diri itu lah pintu solusi akan terbuka. Akan berbeda jika kita sibuk menyalahkan orang lain, kita justru akan semakin terpuruk dalam belukar masalah.
Rabu, 29 Oktober 2014
tentang uang (catatan di hari Oeang)
Di Hari Oeang, aku ingin menulis tentang uang. Betapa uang telah mengambil peran penting dalam kehidupan manusia. Awalnya hanya alat tukar untuk berinteraksi dalam menyelesaikan kebutuhannya. Namun perlahan, menjadi lebih dari sekedar media. Uang bisa menjadi motivasi, menjadi alasan seorang mau berlelah-lelah, bahkan pertaruhkan nyawa. Manusia terkadang lupa, uang hanya salah satu alat untuk penyelesaian kebutuhan. Bukan bagian dari kebutuhan kita. Kita butuh makan, untuk mendapatkan makan kita harus beli, untuk beli kita perlu uang. Entahlah.
Satu hal yang sering tidak berhasil aku pahami adalah perasaan kecewa dan sedih saat kita kehilangan uang, terkadang kita merasa sangat terpukul. Seakan musibah besar menimpa. Padahal bisa jadi, tanpa uang kebutuhan kita tetap dapat terpenuhi. Protes kita mungkin begini: bisa jadi kan? Bisa jadi sebaliknya. Hehe... padahal dengan uang pun tak ada jaminan kebutuhan itu terpenuhi. Sama saja.
Bukankah kita bisa membeli makanan, tapi tak bisa membeli rasa kenyang, bisa membeli tempat tidur tapi tak bisa membeli nyenyaknya tidur.
Ada fragmen yang juga belum berhasil aku pahami, saat seorang peserta kuis, pada satu babak dia menang dan mendapat hadiah sekian rupiah, uang itu belum diberikan, hanya disebutkan. Lalu pembawa acara menantang sang peserta, mau lanjut ke babak berikutnya? Tapi hadiah di babak pertama dipertaruhkan. Kadang peserta ragu, terkadang juga yakin untuk maju. Pernah peserta nekat lanjut dengan pertaruhkan seluruh hadiah, ternyata kalah. Ia sangat menyesal. Menurutku ini aneh. Hadiah belum diterima, tapi peserta menyesal saat tak jadi diterima. Padahal saat datang ke kuis dia tak bawa apa-apa, jadi wajar saja jika pulang tak bawa apa apa. Atau jika akhirnya dapat tapi hanya sebagian, karena sebagian lain hilang saat dipertaruhkan mestinya dia bahagia, namun terkadang tetap menyesal karena tak dapat lebih banyak.
Mungkin ini memang tentang rasa ingin. Keinginan terkadang jadi sumber penderitaan (kata mas Iwan Fals). Bisa jadi, derita itu karena kita menarik terlalu cepat sesuatu itu menjadi milik kita, sehingga saat hilang kita terluka. Bahkan sesekali kita terjebak pada kehilangan atas sesuatu yang tidak kita miliki.
Demikian halnya uang, sesuatu yang ada hanya karena saat transaksi pertukaran barang dan jasa kita butuh media. Itu saja. Karenanya tak pantaslah uang menjajah terlalu dalam, hingga menguasai rasa bahagia kita.
Entahlah.
Satu hal yang sering tidak berhasil aku pahami adalah perasaan kecewa dan sedih saat kita kehilangan uang, terkadang kita merasa sangat terpukul. Seakan musibah besar menimpa. Padahal bisa jadi, tanpa uang kebutuhan kita tetap dapat terpenuhi. Protes kita mungkin begini: bisa jadi kan? Bisa jadi sebaliknya. Hehe... padahal dengan uang pun tak ada jaminan kebutuhan itu terpenuhi. Sama saja.
Bukankah kita bisa membeli makanan, tapi tak bisa membeli rasa kenyang, bisa membeli tempat tidur tapi tak bisa membeli nyenyaknya tidur.
Ada fragmen yang juga belum berhasil aku pahami, saat seorang peserta kuis, pada satu babak dia menang dan mendapat hadiah sekian rupiah, uang itu belum diberikan, hanya disebutkan. Lalu pembawa acara menantang sang peserta, mau lanjut ke babak berikutnya? Tapi hadiah di babak pertama dipertaruhkan. Kadang peserta ragu, terkadang juga yakin untuk maju. Pernah peserta nekat lanjut dengan pertaruhkan seluruh hadiah, ternyata kalah. Ia sangat menyesal. Menurutku ini aneh. Hadiah belum diterima, tapi peserta menyesal saat tak jadi diterima. Padahal saat datang ke kuis dia tak bawa apa-apa, jadi wajar saja jika pulang tak bawa apa apa. Atau jika akhirnya dapat tapi hanya sebagian, karena sebagian lain hilang saat dipertaruhkan mestinya dia bahagia, namun terkadang tetap menyesal karena tak dapat lebih banyak.
Mungkin ini memang tentang rasa ingin. Keinginan terkadang jadi sumber penderitaan (kata mas Iwan Fals). Bisa jadi, derita itu karena kita menarik terlalu cepat sesuatu itu menjadi milik kita, sehingga saat hilang kita terluka. Bahkan sesekali kita terjebak pada kehilangan atas sesuatu yang tidak kita miliki.
Demikian halnya uang, sesuatu yang ada hanya karena saat transaksi pertukaran barang dan jasa kita butuh media. Itu saja. Karenanya tak pantaslah uang menjajah terlalu dalam, hingga menguasai rasa bahagia kita.
Entahlah.
Rabu, 22 Oktober 2014
Sekapur Barus.
Tak mudah mencatat perbincangan di meja kopi pagi ini. Tema perbincangan melompat-lompat ke sana ke mari. Untuk menangkapnya aku harus ikut melompat-lompat. Dari rongga kepalaku ke rongga kepala teman-teman, terbang ke langit, lalu menclok di atap kantor, kemudian meluncur bergulingan di atap-atap mobil yang parkir di halaman. Akhirnya mencebur ke cangkir kopi. Berenang di sana.
Memikirkan seseorang teman sambil berkendara sepeda motor saat berangkat kantor, adalah membawa ia dalam alam kita. Mengajak ia berdiri di speedometer, mejadi boneka kecil. Lalu duduk di sana, terkadang berjalan dari titik angka 0 ke angka 110, sesekali menarik jarum jam dalam speedometer itu melampaui kecepatan yang sebenarnya. Ahai.... juga seperti saat dua butir kapur barus itu, masuk ke dalam tanki bensin, untuk meningkatkan oktan. Entah benar atau tidak. Katanya bisa meningkatkan kecepatan motor kita. (Atau merusak speedometer kita, hehe).
Jadi teringat Dayang Sumbi yang halangi Sangkuriang saat penuhi permintaannya sebagai syarat memperistrinya... dengan memukul lesung, mengundang fajar lebih cepat datang. Apakah matahari menjadi lebih cepat, atau hanya unggas sebagai tanda-tanda pagi itu yang lebih awal bernyanyi? Gerakan Matahari itu serupa kecepatan motor kita, dan unggas seolah speedometer itu. Kita sering terjebak pada kerancuan berfikir antara yang diukur dan dasar ukuran. Entahlah.
Memang tak mudah, mencatat tema percakapan yang berlarian tanpa rima dan tujuan.
**bincang di warung Lala
Memikirkan seseorang teman sambil berkendara sepeda motor saat berangkat kantor, adalah membawa ia dalam alam kita. Mengajak ia berdiri di speedometer, mejadi boneka kecil. Lalu duduk di sana, terkadang berjalan dari titik angka 0 ke angka 110, sesekali menarik jarum jam dalam speedometer itu melampaui kecepatan yang sebenarnya. Ahai.... juga seperti saat dua butir kapur barus itu, masuk ke dalam tanki bensin, untuk meningkatkan oktan. Entah benar atau tidak. Katanya bisa meningkatkan kecepatan motor kita. (Atau merusak speedometer kita, hehe).
Jadi teringat Dayang Sumbi yang halangi Sangkuriang saat penuhi permintaannya sebagai syarat memperistrinya... dengan memukul lesung, mengundang fajar lebih cepat datang. Apakah matahari menjadi lebih cepat, atau hanya unggas sebagai tanda-tanda pagi itu yang lebih awal bernyanyi? Gerakan Matahari itu serupa kecepatan motor kita, dan unggas seolah speedometer itu. Kita sering terjebak pada kerancuan berfikir antara yang diukur dan dasar ukuran. Entahlah.
Memang tak mudah, mencatat tema percakapan yang berlarian tanpa rima dan tujuan.
**bincang di warung Lala
Kamis, 16 Oktober 2014
MEMILIH UNTUK BERARTI
Film pendek yang mengambil latar kehidupan tiga
pegawai negeri sipil ini memang sederhana, tapi cukup menarik untuk dilirik. Alur cerita mengalir dengan cepat seperti
memaksa kita untuk menunda mengedipkan mata sejenak.
Dian yang kesehariannya harus melewati fasilitas jalan
yang tidak nyaman dan penuh tantangan, ditengah kemajuan pembangunan (katanya).
Maman yang harus menggelengkan kepala saat melihat seorang anak yang seharusnya
menikmati bangku sekolah, tetapi harus
mengamen demi kelanjutan hidupnya. Serta Dika yang melihat kenyataan bahwa
sejumlah pemuda di sekitar lingkungannya menganggur karena tidak tersedianya
lapangan kerja bagi mereka. Tiga kisah ini menjadi pecahan yang menghantarkan
kita pada kejadian-kejadian kecil yang nyaris tidak berhubungan satu sama lain
dalam waktu enam menit.
Dalam alur yang singkat, ketiga tokoh ini digiring
kepada kondisi yang berat bagi mereka. Tawaran yang menggiurkan dan dengan
sedikit menutup telinga hati nurani, mereka bertiga mungkin akan sampai pada
kenyamanan diri sendiri. Tapi tunggu dulu, apakah itu pilihan mereka? Tentu
tidak, dengan harapan bahwa ada perubahan ke arah yang lebih baik dari setiap
pilihan yang mereka ambil, Dian, Maman dan Dika dengan tegas menolak setiap
tawaran tersebut.
Film Sebelum Habis ini ingin menarik kita sesaat, kembali kepada sejumlah kenyataan yang terpapar di depan mata. Dan tanpa kesan menghakimi, film ini mencoba memperlihatkan bahwa setiap tindakan kecil yang kita lakukan dapat berdampak besar pada sisi kehidupan lain. Dian, Maman maupun Dika memilih untuk berjarak pada korupsi karena dengan cara itu mereka memberi harap pada negeri. Bagaimana dengan pilihan Anda?
Resensi Film "Sebelum Habis" oleh Boy Valentin Purba.
Sebelum Habis (narasi untuk Film Hari Anti Korupsi 2014 - KPP Pratama Mampang Prapatan)
seolah detik-detik yang berguguran
tanpa pernah kita bisa memungutinya kembali
banyak hal yang tidak kita harapkan, namun ada di depan
mata
Terkadang harus berani mengetuknya,
Terkadang harus rela menunggu.
Pada saatnya arus hidup itu
akan membentur karang…
dan kita harus memilih
Jika tak pedulikan bisikan hati,
pilihan itu akan tertulis dalam dinding sejarah kita
catatan yang melegakan hati
Karena kata “tidak” bisa mengubah arah kenyataan
Kenyataan sebagai bangsa yang bangga
Bahwa jujur masih bisa hidup subur….
Di negeri ini.
Minggu, 24 Agustus 2014
Opera Van Jampang (bahan Skenario untuk malam Keakraban ICV di KPP Pratama Mampang Prapatan)
Iringan
gitar. Lagu gaya sinden gitu deh.
Dalang
Muncul, membacakan judul lakon malam ini….
“ Putri Salju dan 7 Kurcaci”
Pada jaman dulu,di sebuah Kerajaan di negeri
dongeng hiduplah seorang ratu yang cantik, namun kecantikan
wajahnya tidak diikuti dengan kecantikan hatinya. Sang ratu memiliki seorang anak tiri yang
telah beranjak dewasa, wajahnya yang cantik dan budi pekertinya yang luhur
membuat banyak orang menaruh simpatik padanya ,tapi tidak bagi sang ratu,yang
mempunyai sebuah cermin ajaib ini.
Permaisuri : cermin ajaib siapa yang tercantik di seluruh pelosok negeri ini?
Cermin ajaib : putri salju la yah.
Permaisuri :apa(sedikit kaget)putri salju.!!!!!
Karena
merasa kurang yakin permaisuri pun bertanya kembali pada cermin,siapa tahu
cermin itu hanya sekedar bercanda atau berbohong padanya.
Permaisuri :cermin ajaib tolong katakan sekali
lagi siapa yang tercantik di negeri ini?
Cermin
ajaib :putri salju,putri
salju,please dech cin.jawab cermin
Permaisuri :apa??(dengan mata melotot)Putri
Salju….oh my good
Untuk
ketiga kalinya permaisuri bertanya kembali pada cermin ajaib,kali ini dengan
emosi yang sudah meluap-luap(kalau buat masak telor langsung matang kalee)
Permaisuri:cermin
ajaib,siapa yang terncantik di negeri ini,ceeeeeeepat katakan padaku?
Cermin
ajaib:berhubung anda telah tiga kali memangil daku,maka selamat anda
mendapatkan satu buah payung cantik dan jawabanya adalah Putri Salju,teetep.
Mendengar jawaban itu dirinya serasa di
sambar petir di siang hari,mata berkunang-kunang,badan gemetar, darah naik
Sembilan puluh derajat, muka pucat pasi, mata melotot, keluar keringat dingin, susah
buang air besar, tenggorokan gatal, makan tak enak, tidur tak lelap, encok,kesemutan,
hidung tersumbat (banyak amat boo).dan dengan sangat marah yang sudah tak
tertahankan dia pun melempar meja rias (kuat amat)ke arah cermin dan tepat
mengenai sasaran,cermin ajaib pun pecah berkeping-keping.lalu dengan lantangnya permaisuri pun
berkata,“Putri Salju,Tunggu pembalasanku” dengan tawa yang menggelegar(kayak
mak lampir aja)
Akhirnya Sang Ratu mengusir Putri Salju. Dengan
berat hati putri salju pun meninggalkan istana yang sangat di
cintainya.meninggalkan semua orang-orang yang di kasihi untuk jangka waktu yang
tidak bisa di tentukan. Dengan langkah yang gontai dia pun mengikuti ke mana
langkah kakiberjalan.hari berganti hari,bulan berganti
bulan,tujuh sumur telah di datangi, lautan di seberangi, gunung pun di daki.di tepi
hutan dia pun beristirahat untuk menghilangkan lelah sambil Bernyanyi.
Lagu yang cocok… mbak
Sinden yang pilih yaa
Tampak lah dari kejauhan sebuah rumah yang
kecil mungil,dia lalu mendekati rumah tersebut untuk sekedar meminta seteguk
air kalau bisa sama makannya juga(ngarep).setelah di ketuk-ketuk tapi tak ada
yang membukan,sang putri pun memberanikan diri masuk ke rumah mungil yang tak
terkunci itu.setelah mengamati seluruh isi ruangan ada yang terasa aneh dalam
hatinya karena mulai dari tempat tidur, meja, kursi semuanya berukuran
mini(kecil) dan semuanya sangat berantakan bagaikan kapal pecah dalam rumah
itu.dengan penuh rasa cinta dia pun membersihkan semuanya,mulai dari merapikan
tempat tidur,kursi,meja hingga menyapu halaman.setelah beres semuanya putri
salju mulai memasak dengan bahan-bahan yang tersedia.Sang putri pun sangat menyukai film-film
Bollywood, susah senang, gembira, sedih selalu bernyanyi apalagi di tempat itu
banyak pohon dan bunga pas seperti suasana di India.
“masak-masak
sendiri
Makan-makan
sendiri
Cuci
baju sendiri
Tidur
pun sendiri
Cinta
aku tak punya
Kekasih
pun tiada
Semuanya
telah pergi
Tak
tahu ke mana
Lagi asyik bernyanyi tiba-tiba terdengar
suara gaduh dari luar dan datanglah segerombolan orang anak bertubuh tidak kecil
mungil (kurcaci) semuanya berjumlah 7 orang memasuki rumah itu. Mau tahu siapa
saja kurcaci itu??
Mereka adalah:
Kurcaci Painem, tegas dan cerdas
Kurcaci Toti, asyek dan pandai bernyanyi
Kurcaci Helm, tenang dan ramah
Kurcaci Syam, kekar dan hangat
Kurcaci Seret, rapi dan oke
Kurcaci Djono, hati2 dan berwibawa….
Kurcaci Aris, renyah dan meriah
Mereka semua kaget karena rumah sudah dalam keadaan
bersih dan tertata rapi.kurcaci itu lalu menuju dapur dan mendapati seorang
gadis yang sedang memasak.
Kurcaci
Painem: hey kamu siapa,dan apa yang kamu lakukan di rumah kami?
Putri
salju : nama daku putri
salju,tadi aku sudah ketuk pintu tapi tak ada orang,jadi daku masuk,maaf yah
Kurcaci Toti : mengapa kamu bisa sampai ke hutan ini?
Kurcaci Toti : mengapa kamu bisa sampai ke hutan ini?
Putri
salju : daku di usir oleh ibu
tiriku dan sekarang daku gak punya tempat tinggal,sambil menangis
Kurcaci Helm :sudahlah putri salju jangan terlalu banyak di pikirkan,kamu boleh kok tinggal di tempat kami
Putri salju :benarkah itu semua(tak percaya)yang kau katakan sahabatku?
Kurcaci Helm :sudahlah putri salju jangan terlalu banyak di pikirkan,kamu boleh kok tinggal di tempat kami
Putri salju :benarkah itu semua(tak percaya)yang kau katakan sahabatku?
Kurcaci
4,5,6,7:benar putri yang cantiiiiiiiiik
Putri
salju : terima kasih teman-teman,
daku jadi malu.oh yukk kita makan sama-sama daku sudah
buatkan makanan special ala chef farah,tapi bukan farah queen tapi parah
banget. He he.
Mereka pun makan dengan lahapnya.dan semenjak
itu tinggalah putri salju di hutan bersama dengan teman-teman barunya.suasana
hutan yang dulunya sunyi senyap kini telah berubah ramai atas kehadiran sang putri.dan pada
malam-malam tertentu sang putri, tak segan-segan menghibur dengan suara emasnya
dengan mengadakan konser yang bertajuk”satu jam bersama putri salju”acaranya
pun selalu terbilang sukses tanpa ada kerusuhan.
Lain di hutan lain di istana tampak sang
permaisuri sedang uring-uringan ,bolak-balik kayak setrikaan belum
panas.beberapa hari ini sang permaisuri memang selalu browsing di internet
dengan laptop Acer miliknya yang di beli di Uni Emirat Arab.di salah
satu situs menyebutkan ada seorang gadis yang tinggal di sebuah hutan,gadis itu
bernama putri salju,di situs itu juga menyebutkan kalau gadis itu merupakan
gadis tercantik versi majalah People,terbitan amerika.inilah yang membuat hati
sang permaisuri selalu gundah gulana takut tersaingi.dengan akal jahatnya sang
permaisuri pun menyusun rencana.
Pagi itu seperti biasanya di hutan semua
orang telah melakukan aktifitasnya masing-masing.para kurcaci pun telah pergi untuk mencari
makanan dan kayu bakar untuk keperluan sehari-hari di dalam hutan.di rumah
tampaklah putri salju yang sedang menyapu.sedang asyik menyapu tiba -tiba di
kejutkan oleh suara parau dan serak.
Nenek :cucuku
yang cantik kemari nak,sang nenek berkata
Putri
salju :nenek panggil saya,
Nenek :iya cah ayu(oon
banget,dalam hati)ayo nak kemari
Putri
salju :ada apa nek?nenek
haus,saya ambilkan minum ya,tunggu sebentar ya nek
Nenek :nehi,nehi,tidak-tidak nenek
tidak haus,secara gitu loch
Putri
salju :lantas nenek mau apa?
Nenek :nenek hanya mau memberikan
buah apel ini untukmu macan(manis dan cantik)
Putri
salju :tapi nek ini kan apel
harganya mahal loch
Nenek :jangan pikirkan soal harga
,yang pentingkan kualitasnya nenek berpromosi
Putri
salju :tapi nek?????
Nenek :jangan banyak tapi-tapian
cucuku ,nenek ikhlas kok memberikannya untukmu dan kalau kau makan buah ini
kecantikanmu sama dengan Princes Syahrini.
Putri
salju :Syahrini nek?
Nenek :bukan Zamroniiii… he he
Putri
salju :ahh nenek bisa aja,ngelawaknya.tapi nek
Nenek :iya dong nenek kan mantan
anggota srimulat,udah ambil aja.
Putri
salju :terima kasih nek,
Nenek :iya cucu ku sama-sama,dah
nenek pergi dulu yah,jumpa lagi…
Setelah memberikan buah apel tersebut sang
nenek misterius itu pun meninggalkan putri salju. Saat Putri Salju hendak makan
apel itu, tiba2 Juliet datang, dan mencegahnya….
Juliet :
Tunggu….. tahukah kamu siapah nenek itu, darimana ia berasal, apakah dia nenek
pada umumnya, atau hanya sekedar ingin mencari sensasi, popularitas, mau tau
jawabanya? jawabanya dia adalah ibu tiri putri salju yang menyamar menjadi
seorang nenek tua dan apel yang di berikan untuk putri salju adalah apel yang
telah di beri racun.
Putri
Salju : lho kamu siapa? Kok
tiba2 datang… menyelamatkanku dari apel beracun itu???
Juliet : Menyelamatkanmu?
Bukaaan… aku justru mau minta apel itu. Kenalkan… aku Juliet… pasangan Romeo di
panggung sebelah….
Putri
Salju : lho kok ke sini? Salah
kamar dong? Di sini kan panggung Putri Salju dan kurcaci….
Juliet : biarin. Aku bosen. Dari
dulu kok pasangannya sama Romeo mulu. Bosen tauk! Pingin yang lain… makanya aku
minta apelnya dong. Kita bagi dua deh…
Singkat
cerita
Pada suatu hari ada seorang pangeran Hero bersama Hulubalang Imam yang tidak biasa yang tersesat dalam hutan tersebut.dan dia
pun menemukan rumah kurcaci dan melihat dua orang gadis cantik dalam peti yang
di taburi bunga aneka warna yang wangi semerbak sepanjang hari. Sang kurcaci
pun bercerita kalau gadis itu bernama putri salju.dia terkena sihir jahat, sang putri baru
bisa hidup kembali apabila ada seorang pangeran yang menciumnya. Namun sang
pangeran enggan menciumnya…. Sang Pangeran malah miscall tuan puteri… Karena
ring tone HP Puteri Salju kenceng dan norak, ia pun segera terbangun dan
semuanya bersorak gembira.
Putri
Salju : Terima kasih pangeran…
siapakah sebenarnya pangeran ini??
Pangeran
Hero : aku penguasa wilayah Mamprang
Papatan di lereng tugu pancoran…
Putri
Salju : oh… pangeran datang
untuk membawaku pergi?
Pangeran
Hero : iya. Karena aku butuh Kasi
pelayanan di wilyah kerjaku… hayuk buruan, masih banyak SPT yang belum selesai
diteliti.
Pangeran dan putri salju beserta para kurcaci
pun pergi beriringan….
Bagaimana nasib Juliet??? Seorang yang salah
masuk panggung itu masih tertidur sendirian di sana, hingga akhirnya…. Hulubalang Imam yang tidak biasa sang pendamping pangeran Hero itu mendekati Juliet…
Imam yang tidak biasa : Juliet….
Bangun… mau pulang ke bogor bareng nggak??
Bersama
Risa, pak Imam dan bu Juli berangkat pulang ke Bogor.
Demikianlah
akhir cerita hari ini, sampai ketemu di dongeng selanjutnya.
Sinden kembali
menyanyi….
Teman Kantor
Teman kantor,
Tersebab ada kata kantor
Mereka merasai teman kantor
bukan teman.
"Oh itu temanmu?"
"Bukan, dia itu teman kantor"
Tersebab ada kata kantor,
Mereka terdidik membuat jeruji formal
Kecintaan, kasih, sayang, persaudaraan
Tersekat, kerdil dan kering
"Oh itu temanmu?"
"Bukan, dia itu teman kantor"
Padahal setiap hari kita berbagi udara
Padahal setiap hari kita berbagi nafas
Bekas nafasmu aku hirup,
Bekas nafasku kamu hirup
Kita duduk berhadapan, kita duduk berdampingan
Kita hidup dalam satu ruangan, satu gedung... KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan.
Setiap hari kita berbagi nafas
Bekas nafasmu aku hirup, bekas nafasku kamu hirup.
"Oh itu temanmu?"
"Bukan, dia itu Saudaraku"
Di kantor setiap hari kami berbagi.
Puisi karya Bapak Heru Narwanta,
Kepala kantor kami, ayah kami, Saudara kami.
Dibacakan saat malam keakraban, dalam ICV Kemenkeu 2014 di Caringin, 22-23 Agustus 2014
Tersebab ada kata kantor
Mereka merasai teman kantor
bukan teman.
"Oh itu temanmu?"
"Bukan, dia itu teman kantor"
Tersebab ada kata kantor,
Mereka terdidik membuat jeruji formal
Kecintaan, kasih, sayang, persaudaraan
Tersekat, kerdil dan kering
"Oh itu temanmu?"
"Bukan, dia itu teman kantor"
Padahal setiap hari kita berbagi udara
Padahal setiap hari kita berbagi nafas
Bekas nafasmu aku hirup,
Bekas nafasku kamu hirup
Kita duduk berhadapan, kita duduk berdampingan
Kita hidup dalam satu ruangan, satu gedung... KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan.
Setiap hari kita berbagi nafas
Bekas nafasmu aku hirup, bekas nafasku kamu hirup.
"Oh itu temanmu?"
"Bukan, dia itu Saudaraku"
Di kantor setiap hari kami berbagi.
Puisi karya Bapak Heru Narwanta,
Kepala kantor kami, ayah kami, Saudara kami.
Dibacakan saat malam keakraban, dalam ICV Kemenkeu 2014 di Caringin, 22-23 Agustus 2014
Kamis, 14 Agustus 2014
Pengubah atau Terubah
Dulu sering nggaya dengan sesumbar bahwa "lingkungan itu gue yang bikin" saat masuk dalam lingkungan baru, ternyata butuh banyak energi dan strategi untuk beradaptasi.
Kuncinya memang kemampuan dan kemauan untuk terus belajar. Jika berfikir bahwa lingkungan ini tidak ideal, maka mestinya kita segera susun strategi untuk lakukan perubahan.
Salah satu jurus perubahan itu adalah menggunakan riak-riak kecil untuk memancing gelombang. Riak-riak kecil itu bisa saja serupa bongkahan batu bata pada dinding bangunan suasana yang kita inginkan. Setiap riak-riak kecil itu kita lekatkan sesuai pola besar yang telah kita tetapkan untuk membangun gelombang perubahan yang lebih dahsyat.
Entahlah....
Kuncinya memang kemampuan dan kemauan untuk terus belajar. Jika berfikir bahwa lingkungan ini tidak ideal, maka mestinya kita segera susun strategi untuk lakukan perubahan.
Salah satu jurus perubahan itu adalah menggunakan riak-riak kecil untuk memancing gelombang. Riak-riak kecil itu bisa saja serupa bongkahan batu bata pada dinding bangunan suasana yang kita inginkan. Setiap riak-riak kecil itu kita lekatkan sesuai pola besar yang telah kita tetapkan untuk membangun gelombang perubahan yang lebih dahsyat.
Entahlah....
Senin, 30 Juni 2014
FASILITAS NEGERI AKHIRAT KEPADA ORANG YANG BERPUASA
KURMA (KUliah RaMAdhan) hari pertama di masjid Al-Hikmah KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan, oleh Ust. M. Rosyid Bakhabazi, Lc.
Masa Kenabian Rasullahu SAW adalah 23 tahun, terbagi menjadi dua bagian:
1. Makiyah, tahun kenabian, lamanya 13 tahun. Adalah masa Tarbiyah Imaniyah.
2. Madaniyah, tahun hijriah, lamanya 10 tahun. Adalah masa peletakkan hukum-hukum Islam.
Kewajiban puasa diberlakukan pada tahun ke-2 Hijriyah, bersamaan dengan tahun diberlakukannya hukum zakat. Sedangkan kewajiban Haji diberlakukan pada tahun ke 6 Hijriyah.
Mengapa pemberlakuan kewajiban puasa itu di-ta’khirkan? Adalah karena ibadah puasa membutuhkan bekal kekuatan keimanan yang memadai. Seperti halnya larangan khamr yang diberlakukan secara bertahap, karena jika sekaligus akan berakibat beratnya dilaksanakannya kewajiban itu.
Puasa itu mendidik manusia untuk selalu berorientasi ke akhirat. Karena fasilitas-fasilitas yang dijanjikan bagi yang melakukan ibadah puasa itu hal-hal yang abstrak, ghoib, bersifat ukhrawiy.
Fasilititas-fasilitas itu seperti: ampunan bagi dosa-dosa, juga pintu khusus ke Surga bagi para ahli puasa yang dinamakan pintu Ar-Rayaan.
Semoga kita sukses dalam jalani puasa tahun ini, dan dapat mengantarkan kita untuk memasuki surga melalui pintu “Ar-Rayaan”.
Aamiin.
Masa Kenabian Rasullahu SAW adalah 23 tahun, terbagi menjadi dua bagian:
1. Makiyah, tahun kenabian, lamanya 13 tahun. Adalah masa Tarbiyah Imaniyah.
2. Madaniyah, tahun hijriah, lamanya 10 tahun. Adalah masa peletakkan hukum-hukum Islam.
Kewajiban puasa diberlakukan pada tahun ke-2 Hijriyah, bersamaan dengan tahun diberlakukannya hukum zakat. Sedangkan kewajiban Haji diberlakukan pada tahun ke 6 Hijriyah.
Mengapa pemberlakuan kewajiban puasa itu di-ta’khirkan? Adalah karena ibadah puasa membutuhkan bekal kekuatan keimanan yang memadai. Seperti halnya larangan khamr yang diberlakukan secara bertahap, karena jika sekaligus akan berakibat beratnya dilaksanakannya kewajiban itu.
Puasa itu mendidik manusia untuk selalu berorientasi ke akhirat. Karena fasilitas-fasilitas yang dijanjikan bagi yang melakukan ibadah puasa itu hal-hal yang abstrak, ghoib, bersifat ukhrawiy.
Fasilititas-fasilitas itu seperti: ampunan bagi dosa-dosa, juga pintu khusus ke Surga bagi para ahli puasa yang dinamakan pintu Ar-Rayaan.
Semoga kita sukses dalam jalani puasa tahun ini, dan dapat mengantarkan kita untuk memasuki surga melalui pintu “Ar-Rayaan”.
Aamiin.
Jumat, 27 Juni 2014
Tarhib Ramadhan 1435 H di Masjid Al-Hikmah KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan.
“Kita sedang berada dalam antrian menuju loket kematian…” Kalimat ini dipilih sebagai kalimat pembuka oleh Ust. Hidayatur Rahman, saat memberikan taujih dalam acara Tarhib Ramadhan 1435 H di Masjid Al-Hikmah KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan, Kamis tanggal 26 Juni 2014.
Lalu dilanjutkan dengan penjelasan tentang 3 (tiga) hal yang kita butuhkan untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan, yaitu: N-P-P.
N adalah Niat. Niat itu visi sekaligus motivasi. Untuk menjadi pribadi yang berkarakter. Dan karakter memiliki 8 tangga, dengan 3 tangga pertama di pikiran yaitu: (1) Lintasan pikiran, (2) Memori, dan (3) Gagasan. Sedangkan 2 tangga berikutnya ada di hati, (4) Kemauan, (5) Tekad. Selanjutnya ada di prilaku, (6) Tindakan, (7) Kebiasaan, (8) Karakter.
Puasa adalah sarana membangun karakter yang kuat. Puasa dapat menjadikan kita memiliki “kecerdasan kemalangmelintangan”, adalah kecerdasan untuk selalu dapat menghadapi kesulitan dalam kondisi apapun.
P (yang pertama) adalah Persiapan. Ada empat persiapan: (1) persiapan akal dengan ilmu, (2) persiapan hati dengan dzikrulloh, (3) persiapan harta dengan rencana keuangan, (4) persiapan fisik dengan olah raga yang cukup.
P (yang kedua) adalah Perencanaan. Qur’an surat Al-Hasyr ayat (18) “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Ayat tentang perlunya membuat rencana untuk "hari esok" berdasar analisa data yang telah terjadi.
Sesuai survey 97% orang sukses itu karena memiliki personal goal. Hanya 3% orang sukses yang merasa sekedar kebetulan saja.
Mari bersama rencanakan aktivitas Ramadhan kita, semoga Alloh selalu memberkati, sehingga kita bisa sukses menjalani "Institut Ramadhan" di Masjid Al-Hikmah KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan.
Aamiin.
Lalu dilanjutkan dengan penjelasan tentang 3 (tiga) hal yang kita butuhkan untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan, yaitu: N-P-P.
N adalah Niat. Niat itu visi sekaligus motivasi. Untuk menjadi pribadi yang berkarakter. Dan karakter memiliki 8 tangga, dengan 3 tangga pertama di pikiran yaitu: (1) Lintasan pikiran, (2) Memori, dan (3) Gagasan. Sedangkan 2 tangga berikutnya ada di hati, (4) Kemauan, (5) Tekad. Selanjutnya ada di prilaku, (6) Tindakan, (7) Kebiasaan, (8) Karakter.
Puasa adalah sarana membangun karakter yang kuat. Puasa dapat menjadikan kita memiliki “kecerdasan kemalangmelintangan”, adalah kecerdasan untuk selalu dapat menghadapi kesulitan dalam kondisi apapun.
P (yang pertama) adalah Persiapan. Ada empat persiapan: (1) persiapan akal dengan ilmu, (2) persiapan hati dengan dzikrulloh, (3) persiapan harta dengan rencana keuangan, (4) persiapan fisik dengan olah raga yang cukup.
P (yang kedua) adalah Perencanaan. Qur’an surat Al-Hasyr ayat (18) “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Ayat tentang perlunya membuat rencana untuk "hari esok" berdasar analisa data yang telah terjadi.
Sesuai survey 97% orang sukses itu karena memiliki personal goal. Hanya 3% orang sukses yang merasa sekedar kebetulan saja.
Mari bersama rencanakan aktivitas Ramadhan kita, semoga Alloh selalu memberkati, sehingga kita bisa sukses menjalani "Institut Ramadhan" di Masjid Al-Hikmah KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan.
Aamiin.
Kamis, 19 Juni 2014
Kita putuskan saja, kita BAHAGIA sekarang juga...
Ini tentang kapan kita putuskan untuk bahagia....
Terkadang kita sendiri yang membuat tembok atas kebahagiaan kita. Dengan membuat syarat-syarat yang sebenarnya tidak perlu. Seperti kalimat "Alangkah bahagianya nanti setelah pensiun." atau "alangkah bahagianya jika aku tidak lagi di kantor ini." Padahal dari kalimat itu, kita sedang menyatakan bahwa "Saya saat ini tidak sedang bahagia."
Cobalah untuk selalu menganggap bahwa hari ini adalah hari pertama kita dari rangkaian hari-hari terakhir kita.
......
Terkadang kita sendiri yang membuat tembok atas kebahagiaan kita. Dengan membuat syarat-syarat yang sebenarnya tidak perlu. Seperti kalimat "Alangkah bahagianya nanti setelah pensiun." atau "alangkah bahagianya jika aku tidak lagi di kantor ini." Padahal dari kalimat itu, kita sedang menyatakan bahwa "Saya saat ini tidak sedang bahagia."
Cobalah untuk selalu menganggap bahwa hari ini adalah hari pertama kita dari rangkaian hari-hari terakhir kita.
......
Senin, 14 April 2014
Bekerja sebagai Ibadah
Kesan pertama di kantor baru, mungkin tak bisa mencerminkan yang sebenarnya, namun paling tidak ini bisa jadi bekalku untuk mengisi banyak waktuku nanti. Karena bagaimana pun juga akan banyak jam yang aku habiskan di setiap harinya di kantor ini.
Adalah pesan dalam billboard di halaman kantor yang menarik perhatian di saat pertama aku melangkah ke kantor ini.
"Bekerja sebagai ibadah.."
hmm,... relegius.
Ternyata kalimat tersebut tidak sekedar slogan, karena tema ini juga menjadi pesan pertama bapak Kepala Kantor saat memberikan pengarahan dalam Acara Pisah Sambut kami.
" Apapun yang kita lakukan di dunia ini pasti akan dimintai pertanggungjawaban." pak Heru Narwanta membuka dengan kalimat ini, lalu berjalan ke arah kami. Melirik ke salah seorang pegawai yang sedang hamil tua, tatapan matanya seolah berkata "ini contohnya". Kami tertawa.
" Termasuk uang gaji yang kita terima, berapa rupiah pun itu pasti akan dimintai pertanggungjawabannya. Karena itu dalam doa sore, cobalah kita serius berdoa, tinggalkan semua pekerjaan, lalu kita bersama ingat-ingat kembali apa yang telah kita lakukan hari ini. Kita evaluasi. Apakah yang kita kerjakan hari ini pantas dan sesuai dengan rupiah yang telah kita terima dalam gaji kita?"
Terkait hal ini, dalam kesempatan yang berbeda Bapak Kepala Kantor juga menambahkan saat mengadakan pertemuan khusus untuk para pegawai baru... " Bisa jadi, para pekerja bangunan di luar sana akan lebih cepat masuk surga dibanding kita, karena dia bekerja dulu baru digaji. Jika dia tidak bekerja dengan benar akan dipecat. Sehingga pertanggungjawaban di akhirat sana menjadi lebih mudah untuknya. Berbeda dengan kita, sebagai pegawai negeri sipil, kita sudah digaji di awal bulan. Lalu di setiap hari kita bekerja itu untuk membayar utang kita pada negara. Jika ada menit-menit yang kita lalaikan, mestinya kita harus bayarkan esok hari, sementara hari esok itu adalah waktu kita membayar utang kita yang lain. Bagaimana kita bisa pertanggungjawabkan itu nanti di akhirat?."
"Bekerja sebagai ibadah" adalah kalimat yang indah untuk menjadi dasar kita memahami arti integritas dan profesionalisme. Dua nilai dari lima nilai yang dimiliki Kementerian Keuangan.
"Bekerja sebagai ibadah" adalah kalimat dari langit, penggalan kata yang semakna dengan firman Alloh dalam surat Adz- Dzariyaat ayat 56 "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku."
Wallohu a'lam.
Adalah pesan dalam billboard di halaman kantor yang menarik perhatian di saat pertama aku melangkah ke kantor ini.
"Bekerja sebagai ibadah.."
hmm,... relegius.
Ternyata kalimat tersebut tidak sekedar slogan, karena tema ini juga menjadi pesan pertama bapak Kepala Kantor saat memberikan pengarahan dalam Acara Pisah Sambut kami.
" Apapun yang kita lakukan di dunia ini pasti akan dimintai pertanggungjawaban." pak Heru Narwanta membuka dengan kalimat ini, lalu berjalan ke arah kami. Melirik ke salah seorang pegawai yang sedang hamil tua, tatapan matanya seolah berkata "ini contohnya". Kami tertawa.
" Termasuk uang gaji yang kita terima, berapa rupiah pun itu pasti akan dimintai pertanggungjawabannya. Karena itu dalam doa sore, cobalah kita serius berdoa, tinggalkan semua pekerjaan, lalu kita bersama ingat-ingat kembali apa yang telah kita lakukan hari ini. Kita evaluasi. Apakah yang kita kerjakan hari ini pantas dan sesuai dengan rupiah yang telah kita terima dalam gaji kita?"
Terkait hal ini, dalam kesempatan yang berbeda Bapak Kepala Kantor juga menambahkan saat mengadakan pertemuan khusus untuk para pegawai baru... " Bisa jadi, para pekerja bangunan di luar sana akan lebih cepat masuk surga dibanding kita, karena dia bekerja dulu baru digaji. Jika dia tidak bekerja dengan benar akan dipecat. Sehingga pertanggungjawaban di akhirat sana menjadi lebih mudah untuknya. Berbeda dengan kita, sebagai pegawai negeri sipil, kita sudah digaji di awal bulan. Lalu di setiap hari kita bekerja itu untuk membayar utang kita pada negara. Jika ada menit-menit yang kita lalaikan, mestinya kita harus bayarkan esok hari, sementara hari esok itu adalah waktu kita membayar utang kita yang lain. Bagaimana kita bisa pertanggungjawabkan itu nanti di akhirat?."
"Bekerja sebagai ibadah" adalah kalimat yang indah untuk menjadi dasar kita memahami arti integritas dan profesionalisme. Dua nilai dari lima nilai yang dimiliki Kementerian Keuangan.
"Bekerja sebagai ibadah" adalah kalimat dari langit, penggalan kata yang semakna dengan firman Alloh dalam surat Adz- Dzariyaat ayat 56 "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku."
Wallohu a'lam.
Langganan:
Postingan (Atom)