Film pendek yang mengambil latar kehidupan tiga
pegawai negeri sipil ini memang sederhana, tapi cukup menarik untuk dilirik. Alur cerita mengalir dengan cepat seperti
memaksa kita untuk menunda mengedipkan mata sejenak.
Dian yang kesehariannya harus melewati fasilitas jalan
yang tidak nyaman dan penuh tantangan, ditengah kemajuan pembangunan (katanya).
Maman yang harus menggelengkan kepala saat melihat seorang anak yang seharusnya
menikmati bangku sekolah, tetapi harus
mengamen demi kelanjutan hidupnya. Serta Dika yang melihat kenyataan bahwa
sejumlah pemuda di sekitar lingkungannya menganggur karena tidak tersedianya
lapangan kerja bagi mereka. Tiga kisah ini menjadi pecahan yang menghantarkan
kita pada kejadian-kejadian kecil yang nyaris tidak berhubungan satu sama lain
dalam waktu enam menit.
Dalam alur yang singkat, ketiga tokoh ini digiring
kepada kondisi yang berat bagi mereka. Tawaran yang menggiurkan dan dengan
sedikit menutup telinga hati nurani, mereka bertiga mungkin akan sampai pada
kenyamanan diri sendiri. Tapi tunggu dulu, apakah itu pilihan mereka? Tentu
tidak, dengan harapan bahwa ada perubahan ke arah yang lebih baik dari setiap
pilihan yang mereka ambil, Dian, Maman dan Dika dengan tegas menolak setiap
tawaran tersebut.
Film Sebelum Habis ini ingin menarik kita sesaat, kembali kepada sejumlah kenyataan yang terpapar di depan mata. Dan tanpa kesan menghakimi, film ini mencoba memperlihatkan bahwa setiap tindakan kecil yang kita lakukan dapat berdampak besar pada sisi kehidupan lain. Dian, Maman maupun Dika memilih untuk berjarak pada korupsi karena dengan cara itu mereka memberi harap pada negeri. Bagaimana dengan pilihan Anda?
Resensi Film "Sebelum Habis" oleh Boy Valentin Purba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar