Rasanya tidak adil, jika tim kami menang aku langsung posting di blog ini... sementara jika kalah tidak. Jadi aku coba tetap ungkapin beberapa hal tentang kami, saat terpuruk. Saat kekalahan beturut-turut itu.
Tanggal 30 Mei 2011, kami kalah melawan tim PMA Empat. Ini memang tim tangguh. Walau memang sangat bergantung pada satu pemain. Siangnya, kami sempat rapat. Membedah strategi apa yang bisa kita pakai untuk menghadapi tim ini. Cukup rapi. Pembagian tugas yang jelas, dengan beberapa rencana yang berlapis-lapis. Namun akhirnya... tetap saja; kami kalah. Tim lawan kami terlalu tangguh, kecepatan, fisik, juga teknik kami tertinggal... hiks...
Tanggal 6 Juni 2011, kami bertemu tim PMA Tiga. Kami tidak memiliki cukup informasi tentang kekuatan tim ini. Sehingga kita putuskan, menggunakan strategi menyerang... karena ini memang partai hidup mati. Sekali kalah ya sudah kami terlempar ke kotak sampah!! hehehe... Ternyata, tim ini tim yang "dewasa". Permainan mereka stabil. Aku yang memang bertugas menjadi provokator, sudah meneriakan kata-kata pedas...memancing emosi mereka; tetap saja... mereka memang tim yang "dewasa". Kami justru yang terpancing emosi.. [bahkan aku sedikit tergoda.. saat sikut seorang pemain lawan mengenai pelipis kiri; hingga memar mirip abis kena tonjok... hiks.. tapi tentu saja aku tidak perlihatkan "kemarahan" itu; hihi, sebagai pemain tertua di tim ini bisa semakin merusak keutuhan tim] Akhirnya kami kembali kalah....
Banyak hal yang bisa kami pelajari dari kekalahan ini. Saat bermain dengan PMA Empat, kami jadi termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan teknik dan fisik kami. Dan saat bermain dengan PMA Tiga, kami jadi sadar masih butuh banyak belajar menjadi tim yang lebih "dewasa", yang lebih terkendali secara emosi.
Entahlah... bagaimanapun juga, dunia ini kan memang sekolah yang tak berkesudahan. Semoga, kami menjadi lebih baik. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar